Selasa 08 Oct 2013 13:17 WIB

Irman Gusman, Menikmati Hujan di Tengah Teriknya Arafah

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Irman Gusman
Irman Gusman

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai seorang tokoh, Irman Gusman yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berkesempatan mengunjungi rumah Allah. Dia berangkat haji sekitar 2002 lalu.

Banyak pengalaman spiritual yang dialaminya. Selain bisa khusyuk menjalankan semua rukun haji, pria berkacamata ini juga banyak belajar tentang rahasia kehidupan. 

Di sanalah ia percaya dan menyaksikan sendiri adanya sebuah keajaiban yang membuatnya terkesan hingga sekarang. Saat itu, ia mengalami peristiwa yang sangat langka. 

"Ketika panas sangat terik di Arafah, saat saya di sana tiba-tiba turun hujan dengan derasnya. Itu adalah peristiwa yang sangat langka, sangat jarang terjadi," ujarnya saat berbincang dengan Republika, beberapa waktu lalu.  

Menurutnya, peristiwa ini tak dapat disanksikan adalah sebuah keajaiban. Dengan kehendak Allah, apa pun bisa terjadi, termasuk hal yang tidak biasa seperti ini.

Berangkat haji, kala itu, bagi pria kelahiran Padang Panjang, Sumatra Barat, ini, menjadi momen yang tak pernah dilupakan. 

Meski ia juga sering bertemu dengan orang dari negara lain, saat bertemu jutaan manusia dari seluruh dunia berkumpul jadi satu dan memakai pakaian ihram yang sama, membuat terasa lebih spesial. "Haji bisa menjadi menunjukkan persatuan umat," kata bapak tiga orang anak itu.

Pengalaman bisa bertemu jutaan umat Islam ini memberikannya sebuah gagasan segar. Baginya, haji bukan hanya melakukan ritual ibadah haji saja, tapi perlu dibuat kegiatan lain yang positif. Mengambil momen berkumpulnya Muslim dari seluruh dunia.

Haji, menurutnya, adalah simbol saat semua suku bangsa bisa hadir dalam satu tempat. Haji merupakan momentum silaturahim bagi seluruh umat Islam. 

"Momen ini bisa diisi dengan berbagai kegiatan positif, setelah semua rukun haji dijalankan," katanya. "Bisa digelar acara di mana para jamaah bisa melakukan tukar pikiran tentang pengetahuan, perdagangan antarnegara, atau sharing ilmu lainnya."

Sepulangnya dari menjalankan ibadah haji, Irman juga merasakan perbedaan pada dirinya. Bukan hanya ia yang merasa. Beberapa orang dekatnya juga berkomentar bahwa dia telah berbeda. Ia dinilai tambah kalem, tidak cepat emosi, dan bertambah sabar.

 "Banyak orang yang bilang, termasuk istri saya, sepulang saya haji, saya dibilang tambah kalem," kata pria kelahiran 1962 itu. Baginya, pulang dari haji bukan hanya sekadar menyandang status nama haji di depan nama kita. Spiritualitas dalam ibadah tentunya akan meningkat, juga pada perilaku diri. 

Perubahan perilaku diri yang semakin baik ini membuatnya semakin percaya diri. Saat itu, momennya juga bersamaan dengan usianya yang telah menginjak 40 tahun. Seperti kata pepatah, "life begin at 40", perjalannya ketika berhaji memberinya bekal yang banyak untuk mengisi kehidupan barunya yang lebih baik, menjadi orang yang lebih sukses selepas usia 40 tahunnya.

Harian Republika/Teguh Firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement