REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Pertama, istirahat yang cukup. Menurutnya, ibadah haji membutuhkan kesiapan fisik yang prima. Jamaah disarankan rajin berolahraga sejak di Indonesia minimal tiga kali dalam sepekan.
Menjelang keberangkatan, jamaah disarankan memperbanyak istirahat agar stamina tetap bugar. Tidak perlu dipaksakan menerima banyak tamu sepekan sebelum berangkat ke Tanah Suci, yang biasanya dengan menggelar syukuran atau walimatussafar.
Contohnya dialami Achmad Fadly Fadil. Pimpinan ponpes di Lombok Tengah ini mengakui masih menerima banyak tamu selama sepekan sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Akibatnya, fisiknya menjadi drop dan mengalami stroke ringan dua jam sebelum pesawat Garuda yang mengangkutnya landing di Bandara International King Abdul Aziz, Jeddah.
"Apabila kondisi tubuh kurang sehat, kegiatan ibadah tentu akan terganggu. Stroke bisa mengakibatkan kelumpuhan, maka itu jamaah harus menjaga kesehatan dan staminanya, jangan ngoyo karena ibadah utama adalah berhaji," ujar Lucky.
Kedua, mengecek tekanan darah. Dr Lucky menyarankan agar jamaah rutin mengecek tekanan darah. Di setiap kelompok terbang (Kloter) selalu ada dokter kloter, yang mendampingi dan mengontrol kesehatan jamaah sejak dari Embarkasi kemudian ke Arab Saudi hingga kembali lagi ke Tanah Air.
Ketiga, meminum obat secara teratur. Dr Lucky mengimbau agar jamaah calon haji yang sudah terdeteksi gejala stroke atau pernah mengindap peyakit ini, serta penyakit lain seperti memiliki kolesterol tinggi, hipertensi, jantung maupun diabetes atau komplikasi dari sejumlah penyakit tersebut, agar mengonsumsi obat secara teratur.
Pihak keluarga, suami/istri atau teman rombongan yang mendampingi dalam satu kloter diminta agar selalu mengingatkan jamaah yang mengindap penyakit-penyakit berat tersebut.
"Kalau kesehatan terjaga meski mengidap penyakit tersebut, maka ibadah pun akan lancar dan InshaAllah akan meraih haji yang mambrur. Aamiin," pesan dr Lucky yang sudah 10 kali ditugaskan menjadi dokter di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan sering menjadi dokter di sejumlah kawasan bencana di Indonesia.