REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Sementara di Jeddah, Kepala PPIH Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus, memberikan catatan terhadap pelayanan katering yang belum 100 persen siap.
Penyebabnya, salah satu dari dua perusahaan katering yang menyediakan makanan bagi JCH di Bandara Jeddah belum optimal bekerja.
Perusahaan ini dinilai terlambat mendatangkan koki (ahli masak) dari Indonesia. Koki asal Indonesia ini belum mendapatkan jadwal penerbangan langsung ke Bandara Jeddah.
"Bahkan, untuk mendatangkan koki ini, perusahaan katering ini terpaksa mengeluarkan biaya pemberangkatan khusus untuk koki sebesar 1.800 dolar AS (PP) atau hampir Rp 20 juta,'' ungkapnya.
Menurut Yunus, jumlah tersebut terlalu besar, sebab biaya normal perjalanan Jakarta-Jeddah PP adalah 1.300 dolar AS hingga 1.500 dolar AS, jelas Kadaker.
Itupun, lanjutnya, belum tentu koki ini mendarat di Bandara Jeddah. Bisa saja, koki ini landing di Bandara Madinah dan melanjutkan perjalanan darat ke Jeddah selama 5-6 jam.
Kendala lain, koki ini harus mendapatkan kartu masuk bandara yang prosesnya bisa berhari-hari. Namun, kata Kadaker, hal itu sudah menjadi tanggung jawab perusahaan katering setempat. Dua perusahaan katering yang lolos kontrak adalah Bawazir dan Mujahid Nabil.




