Selasa 23 Sep 2014 17:52 WIB

Alhamdulillah..Pedagang Kaset ini Dapat Berhaji Bersama Istri

Rep: Ahmad Baaras/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji Indonesia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Jamaah haji Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wajah pedagang kaset itu terlihat ceria. Dia menjabat satu per satu jamaah Masjid Al Ikhlas Denpasar, sambil melempar senyum khasnya. Laki-laki berusia 59 tahun asal Gondanglegi, Malang Jawa Timur, itu bergembira karena dia segera berangkat menunaikan haji ke Tanah Suci bersama istri.

Sudarmanto adalah jamaah masjid Al Ikhlas Denpasar, sehari-hari, lima waktu shalatnya dia tunaikan di masjid yang ada di kawasan Perumnas Monang Maning itu. Setiap seusai berdoa setelah menunaikan sholat subuh, kebiasaan jamaah masjid bersalam-salaman sesama jamaah.

Beberapa hari terakhir saat bersalaman dengan Sudarmanto, wajahnya kelihatan lebih ceria dan dia kerap memeluk jamaah masjid yang akrab dengannya. "Alhamdulillah, saya akan berangkat ke Tanah Suci Jumat (26/9), namun harus sudah masuk embarkasi Sukolilo Kamis ini," kata Sudarmanto.

Perjalanan ayah dari empat orang putri itu bisa berhaji, di luar yang dibayangkannya. Pekerjaannya sebagai penjaja kaset dan VCD di Pasar Desa, Kuta, dalam hitungannya, keuntungan berjualan tak mungkin bisa diandalkan untuk membiayai ongkos naik haji (ONH) tahun ini. Apalagi ujar Sudarmanto, ongkos naik haji terus naik, Makkah dirasakannya semakin jauh.

Namun Allah berkehendak lain, putri bungsu Sudarmanto yang tinggal di Jepang dan menikah dengan mualaf setempat, bernazar berangkatkan haji ayah dan ibunya. Enam  tahun lalu kata Sudarmanto, dia menderita sakit dan sempat menjalani rawat inap di rumah sakit. Bahkan saat itu dokter sudah angkat tangan dan memvonis Sudarmanto tidak akan sembuh.

Saat itu, putri bungsu Sudarmanto, Hariani yang tinggal di Jepang, tidak bisa menjenguk ayahnya yang sakit. Namun melalui telepon dia menyatakan nazarnya, kalau ayahnya sembuh, akan diongkosi naik haji bersama ibunya. Ternyata, Allah menghapus perkiraan dokter, perhitungan medis tentang sisa umur Sudarmanto ternyata keliru dan Sudarmanto ternyata diberi kesembuhan oleh Allah.

Empat tahun lalu kata Sudarmanto, Erni dan suaminya mengunjunginya ke Bali dan mengajak Sudarmanto dan istrinya mendaftar haji, dengan nomor porsi 5210 dan 5211. Kini kesempatan menunaikan ibadah haji itu telah datang dan Sudarmanto akan segera berangkat ke Tanah Suci, terkabung dalam Kloter 59-Sub.

Sudarmanto berhijrah ke Bali pada 1970, selepas dia menamatkan pendidikan sekolah dasar. Di Bali dia bertemu wanita asal Sidoarjo Jawa Timur, Juanis (54), yang kini menjadi istrinya.

Sudarmanto merupakan pekerja yang ulet. Dengan berbekal ijazah SD, dia bisa bertahan hidup di Pulau Bali. Dia menyebutkan, sejumlah pekerjaan pernah dia geluti untuk menopang hidup keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya.

"Saya pernah berjualan kerupuk, berjualan bakso dan pernah menjadi kuli batu, serta kenek angkot Denpasar-Kuta," kata Sudarmanto.

Pada 1997 katanya, keinginannya untuk menunaikan haji sudah ada di benaknya. Namun mengingat kemampuan ekonominya, dia takut mengutarakan hal itu, dan senantiasa menyimpannya dalam hati. Tapi sungguh dia tidak menduga, Allah menakdirkannya menjadi salah seorang tamu yang akan datang mengunjungi rumahnya tahun ini.

"Semoga Allah mudahkan segala urusan saya selama berhaji dan memberikan predikat haji yang terbaik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement