Rabu 24 Sep 2014 19:19 WIB

Cek Kondisi Calon Haji Cukup Klik Smartphone

Rep: Zaky al Hamzah/ Red: Indah Wulandari
Jamaah calon haji lunas tunda hanya boleh bertahan di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) selama dua tahun saja.
Foto: Republika/Rostiyani
Jamaah calon haji lunas tunda hanya boleh bertahan di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) selama dua tahun saja.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH—Jauhnya jarak antara jamaah calon haji dengan keluarganya di tanah air membuat rasa keingintahuan mereka pada kabar terbaru di Tanah Suci. Kini, berkat teknologi ponsel pintar, keluarga calhaj cukup membuka internet untuk mengetahui pergerakan para calhaj.

“Kini keluarga atau kerabat jamaah haji di Indonesia bisa mengetahui pergerakan anggota keluarga atau kerabatnya selama di Arab Saudi hanya bermodalkansmartphonemaupun komputer dengan jaringan internet,” jelas Staf Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) di Kantor Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Nur Hasan Affandi, Rabu (24/9).

Nur Hasan menunjukkan cara mengakses nama jamaah haji yang wafat via ponsel pintar. Cukup dengan membuka  website www.haji.kemenag.go.id. Selain identitas lengkap jamaah haji yang wafat, link tersebut juga menyertakan pergerakan jumlah jamaah haji yang sudah tiba di Arab Saudi.

Seperti per Rabu (24/9) siang, link yang dibuka menunjukkan jumlah jamaah yang sudah berangkat dari Tanah Air, yakni 133.746 orang, tiba di Arab Saudi sebanyak 129.840 orang dan dalam perjalanan pesawat sebanyak 3.906 orang.

Data lainnya mencantumkan jumlah jamaah yang masih berada di Kota Madinah dan apakah sudah diberangkatkan ke Makkah untuk persiapan Wukuf atau tidak.

Data lain menyebutkan seputar jumlah kloter yang sudah tiba di Arab Saudi, yang masih dalam perjalanan ke Arab Saudi, berapa yang sudah tiba di Makkah dan Madinah. Informasi lainnya, seputar cuaca dan kelembaban udara di Kota Jeddah, Makkah, dan Madinah. 

Link informasi ini mudah diakses dari ponsel jenis apapun, BlackBerry, Android maupun iPhone sejak 1 September 2014 lalu.

Pelaksana Siskohat Haji Indonesia, Sahlan Rosidi menjelaskan, sistem Siskohat sudah ada sejak 1995 silam. Sistem ini semula digunakan untuk pimpinan Kemenag saja, bila ada pertanyaan dari DPR atau media massa. Namun, dalam perjalanannya, sistem ini akhirnya bisa diakses siapapun secara cepat. Untuk link di atas, keluarga di Indonesia bisa menggunakan dengan cepat.

Menurutnya, jumlah punggawa Siskohat hanya 15 orang. Sebagian besar di Arab Saudi, sisanya di Indonesia. Mereka dibantu pasokan data dari petugas sektor, daerah kerja di Jeddah, Makkah dan Madinah serta dipasok data dari Siskohatkes.

Selain akses data melalui link tersebut, terdapat 14 item informasi yang terpampang melalui 40 layar monitor di Kantor TUH. Di antaranya jumlah jamaah yang tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, dan Bandara Internasional Pangeran Muhammad Abdul Aziz, Madinah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement