Kamis 25 Sep 2014 14:19 WIB

Jelang Wukuf, Ini Pesan Kemenag

Ribuan jamaah haji berdoa di bukit Jabal Rahmah, saat melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, Senin (14/10).  (AP/Amr Nabil)
Ribuan jamaah haji berdoa di bukit Jabal Rahmah, saat melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, Senin (14/10). (AP/Amr Nabil)

Oleh: Zaky Al Hamzah, Jeddah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi memutuskan penetapan 1 Dzulhijjah dan waktu Wukuf. Hari Wukuf di Padang Arafah berlangsung pada Jumat 3 Oktober 2013. Dengan demikian, haji pada 2014 ini dinilai menjadi haji akbar.

Untuk itu, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin mengimbau kepada 168 ribu jamaah haji Indonesia agar mempersiapkan fisik secara prima menjelang Wukuf di Padang Arafah.

"Kami rapat mengenai persiapan menjelang Wukuf di Arafah. Dirjen (Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil, red) selaku penanggung jawab menyampaikan beberapa persiapan yang ada di PPIH Daker Jeddah, Madinah, Makkah dan Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina)," kata Lukman seusai rapat koordinasi dengan jajaran Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di i Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Rabu (24/9) malam WAS.

Hadir dalam rapat itu Dubes RI untuk Arab Saudi Abdurrahman Muhammad Fachir, Dirjen PHU Kemenag Abdul Djamil, Konjen RI di Jeddah Darmakirti Syailendra, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis, Ketua Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus, Ketua Daker Mekah Endang Jumali, Ketua PPIH Ahmad Jauhari Chariri, Ketua Bidang Perlindungan Jamaah Achmad Riad S, dan pejabat lain PPIH.

Saat melontar jumrah di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wustha dan Jumrah Ula, Menag menyarankan jamaah haji Indonesia tak memaksakan melempar pada waktu afdol yakni pada ba'da Dzuhur, karena biasanya jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berdesak-desakan pada waktu ini.

"Jamaah yang kondisinya tidak prima, saran saya, melempar jumrah dilakukan pada pagi saja. Jangan dipaksakan mengejar afdoliyah tapi mengancam kesehatan kita," kata dia.

Dalam rapat koordinasi tersebut, kata Menag, seluruh persiapan Armina mulai ditingkatkan. Apalagi sejak Rabu (24/9) malam WAS, seluruh jamaah haji Indonesai di Madinah sudah berada di Makkah karena Madinah sudah dikosongkan sampai waktu Wukuf nanti. Jamaah haji Indonesia yang di Madinah ini adalah pemberangkatan gelombang pertama. Jumlahnya sekitar 50 ribu orang.

Dalam rapat tersebut juga dibahas tentang ketersediaan serta jadwal transportasi, katering, kesehatan, serta keamanan jamaah haji Indonesia. Untuk fokus persiapan pada angkutan transportasi jamaah haji selama di Armina, kata Menag, saat ini masih menggunakan sistem taradudi atau shuttle(bolak balik).

Sistem taradudi ini cukup efektif dalam angkutan jamaah haji dalam operasional di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). "Jamaah perlu mengetahui, bahwa saat di Armina, bus sangat terbatas dan mereka harus punya pemahaman bagaimana bus bekerja," papar Menag yang juga Amirul Hajj (pemimpin perjalanan ibadah haji Indonesia) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement