Ahad 19 Oct 2014 16:53 WIB

Madinatul Hujjaj Permudah Layanan Haji di Masa Depan

Jamaah haji di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Zaky Al Hamzah/ca
Jamaah haji di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi.

Oleh: Zaky Al Hamzah, Madinah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) mengusulkan agar Madinatul Hujjaj (asrama transit) difungsikan kembali. Pertimbangannya, bangunan itu representatif layanan haji Indonesia. Bagaimana kondisi Madinatul Hujjaj saat ini?

Secara fisik, bangunan Madinatul Hujjaj tak terlalu buruk. Kontruksi utama bangunan tersebut masih ada di tengah kota Jeddah. Saat masih dioperasikan, bangunan ini dapat menampung sekitar 20 ribu jamaah haji Indonesia. Jarak bangunan ini dengan Bandara Jeddah sekitar 30 km atau 1,5 jam perjalanan menggunakan bus.

Di dalam bangunan ini terdapat Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Jeddah untuk perawatan dan pengobatan jamaah haji yang sakit atau menjalani kontrol. BPHI Daker Jeddah ini dipimpin Kasie Kesehatan PPIH Daker Jeddah dr Lucky Tjahjono. Jamaah haji yang dirawat di BPHI ini merupakan jamaah yang sempat dirawat di Klinik Kesehatan di Bandara Jeddah atau disebut Oktagon, namun membutuhkan rujukan.

"Kalau jamaah haji saat dirawat di BPHI ini sudah sehat, akan dikembalikan ke rombongannya atau ketua kloter. Tapi, kalau butuh rujukan, maka akan ditujuk ke RS International King Fadh Jeddah," ujar dr Lucky.

Sebelumnya, pada 2009, Menag Muhammad Maftuh Basyuni akan mempertimbangkan penggunaan kembali Madinatul Hujjaj (asrama transit) di Jeddah, Arab Saudi, guna memudahkan koordinasi pengurusan jemaah haji Indonesia di tanah suci pada masa mendatang.

 "Jika hal itu memungkinkan, saya lebih cenderung menggunakan Madinatul Hujjaj sebagai asrama transit kedatangan dan pemulangan jemaah haji Indonesia," kata Maftuh Basyun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement