Sabtu 25 Oct 2014 19:21 WIB

Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah: Masjid Al-Ijabah

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah jamaah haji Indonesia berkumpul di kawasan Masjid Ijabah Madinah untuk selanjutnya berjalan bersama menuju Masjid Nabawi.
Foto: Antara/Maha Eka Swasta/ca
Sejumlah jamaah haji Indonesia berkumpul di kawasan Masjid Ijabah Madinah untuk selanjutnya berjalan bersama menuju Masjid Nabawi.

REPUBLIKA.CO.ID, Masjid Al-Ijabah berjarak 385 meter di utara Baqi’ dan berada di Jalan Raya As-Sittin. Jarak dengan Masjid Nabawi—setelah perluasan—hanya sekitar 580 meter. Masjid ini milik Bani Muawiyah bin Malik bin Auf dari suku Aus.

Dalam Shahih Muslim, Amir bin Sa’dari menuturkan dari ayahnya, “Suatu hari Rasulullah datang dari Al-Aliyah. Beliau melewati masjid Bani Muawiyah.

Beliau masuk masjid itu dan shalat dua rakaat. Kami pun ikut shalat bersama beliau. Rasulullah berdoa lama sekali, lalu menuju kami.”

“Beliau mengatakan, ‘Aku meminta tiga hal kepada Rabbku. Tetapi, hanya dua hal dikabulkan, dan satu hal tidak diperkenankan. Aku meminta agar umatku tidak dibinasakan dengan paceklik. Permintaanku pun dikabulkan."

"Aku memohon agar umatku tidak ditenggelamkan. Permohonanku pun dikabulkan. Aku mengharap agar permusuhan umatku tidak terjadi antarsesama mereka, tetapi permintaanku tidak dikabulkan.”

Malik meriwayatkan dari Abdullah bin Jabir bin Atik, dia berkata, “Abdullah bin Umar datang kepada kami di Bani Muawiyah—salah satu desa kaum Anshar—dan bertanya, ‘Apakah kalian tahu di mana dulu Rasulullah shalat di masjid kalian ini?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Lalu aku menunjuk ke satu arah. Dia kembali bertanya,

‘Apakah engkau tahu tiga hal yang diminta oleh Rasulullah?’ Aku menjawab, ‘Ya, aku tahu. Beliau berkata, ‘Beri tahu aku tiga hal itu!’ Aku berkata, ‘Rasulullah berdoa agar tidak dikalahkan oleh musuh dari golongan orang kafir. Dan agar tidak dibinasakan dengan paceklik. Keduanya dikabulkan oleh Allah.

Rasulullah juga berdoa agar permusuhan umatnya tidak terjadi antar sesama mereka. Tetapi, permohonan ini tidak dikabulkan.’ Ibnu Umar berkata, ‘Engkau benar. Sehingga peperangan, fitnah, dan perselisihan terus berlangsung hingga Hari Kiamat nanti.

sumber : Ensiklopedi Haji dan Umrah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement