Jumat 31 Oct 2014 18:56 WIB

Serba-Serbi Kota Thaif (2)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Satu sudut Kota Thaif, Arab Saudi.
Foto: Al-utsmaniyah-tours.com/ca
Satu sudut Kota Thaif, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Kematian kedua orang pemberi perlindungan atas diri Nabi tersebut menimbulkan dampak yang besar dan luas.

Orang-orang kafir Quraisy lebih leluasa dan meningkatkan tekanan dan penganiayaan atas umat Islam karena tidak ada lagi sosok Abu Thalib dan Khadijah yang memang mempunyai kedudukan yang tinggi dan sangat mereka segani.

Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat itulah, secara diam-diam dan dengan berjalan kaki, Nabi Muhammad mencoba pergi ke Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan kepada kaum Tsaqifah yang menjadi penduduk negeri tersebut.

Nabi Muhammad SAW tinggal selama sepuluh hari di Thaif untuk berdakwah dan meminta perlindungan serta memohon agar mereka tidak memberitahukan kepada orang-orang kafir Makkah tentang kedatangannya di Thaif. Nabi khawatir jika orang- orang kafir Makkah mengetahui hal itu, permusuhan mereka kepada umat Islam semakin keras.

Akan tetapi usaha beliau sia-sia belaka. Bahkan, Nabi Muhammad SAW mendapatkan penolakan dan perlakuan yang kasar. Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah yang menyertai beliau diusir dan dilempari dengan batu. Akibatnya, kepala dan betis Nabi luka dan mengucurkan darah segar sehingga beliau merasa lemas dan tidak mampu melarikan diri.

Rasulullah kemudian berlindung di balik pagar sebidang kebun kepunyaan Utbah dan Saybah bin Rabi’ah—keduanya tewas oleh pedang Ali dan Hamzah pada perang Badar beberapa tahun kemudian. Di bawah pohon-pohon kurma yang rindang Nabi beristirahat melepaskan lelah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement