Rabu 26 Aug 2015 05:30 WIB

Yunahar Ilyas Utamakan Keselamatan Saat Berhaji

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Yunahar Ilyas
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Yunahar Ilyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun melaksanakan ibadah haji bukan menjadi hal yang baru bagi Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, ia tidak pernah mengabaikan keselamatan selama menjalani rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Sebabnya, pria yang akrab disapa Ustaz Yun ini pernah mengalami pengalaman buruk saat di Tanah Suci.

Pengalaman buruk tersebut terjadi ketika Ustaz Yun pertama kali melakukan ibadah haji bertepatan di tahun pertamanya kuliah di Universitas Muhammad Ibn Saud di Riyadh, Arab Saudi pada 1979. Kala itu ia berhaji bersama anggota keluarganya yang lain yaitu kedua orangtuanya, kakak serta bibi nya.

"Saat pertama kali haji saya belum tahu betul dengan medan yang akan ditempuh," ujar Ustaz Yun saat dihubungi ROL, Selasa (25/8).

Saat hendak melempar jumrah di Mina, ustaz Yun berkisah bahwa ia bersama dengan ibu dan bibinya sempat terjebak. Karena tidak tahu medan, ia memilih waktu selepas Dzuhur untuk melakukan ritual ibadah tersebut karena selepas zuhur memang waktu yang paling afdol untuk melempar Jumrah.

Ustaz Yun ingat persis waktu melempar jumrah, ia juga membimbing ibunya disebelah kanan sekaligus bibinya disebelah kiri. Tak disangka, ternyata jamaah yang ingin melempar jumrah juga sangat banyak jumlahnya sehingga mereka terjepit di tengah-tengah keramaian.

Bahkan, kerudung ibu dan bibinya pun sempat terlepas dari kepala sehingga rambutnya terlihat tergerai. "Saya khawatir apabila ibu dan bibi terlepas dari pegangan saya karena bisa terinjak oleh jamaah lainnya dan bisa meninggal," papar Ustaz Yun.

Dalam keadaan sulit seperti itu Yunahar memutuskan untuk keluar dari keramaian jamaah yang hendak melempar jumrah. Akhirnya, ia kembali ke tenda dan memutuskan melempar jumrah ba'da Maghrib saat jamaah telah sepi.

Ustaz Yun mengaku sangat bersyukur bisa terlepas dari bahaya terinjak-injak saat melempar Jumrah di Mina.

Pengalaman tersebut membuatnya lebih berhati-hati dalam masa-masa haji selanjutnya terutama saat membimbing haji.

Pada tahun haji yang sama walaupun tidak mengalami langsung, orangtua serta bibi Yunahar mengalami peristiwa Juhaiman. Yaitu, pendudukan masjidil haram oleh kelompok ekstrimis yang dipimpin oleh Juhaiman dengan menyandera jamaah haji di dalam masjid.

Yunahar mengaku ketika peristiwa penyanderaan yang tepat terjadi terjadi pada 1 Muharram 1.400 itu, ia telah kembali ke Riyadh. Namun, keluarganya yang lain masih tinggal di Tanah Suci.

Kala itu, keluarga Yunahar tengah berada di dalam masjidil haram yang disandera oleh Juhaiman. Untungnya, keluarga Yunahar bisa keluar dari pintu Sa'i karena para penyandera tidak bisa menutup semua pintu masjid. Sehingga para jamaah termasuk keluarga Yunahar masih bisa meloloskan diri.

Meskipun ia tidak mengalaminya langsung karena sudah harus kembali ke Riyadh, ia mengaku kaget dan khawatir dengan kondisi yang sedang menimpa keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement