REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu tunggu haji di Indonesia semakin lama. Menurut penghitungan Kementerian Agama RI, waktu tunggu untuk wilayah Jawa sekitar 18 tahun, Kalimantan sekitar 20 tahun dan untuk wilayah Sulawesi sekitar 27 tahun.
Pimpinan Lembaga Dakwah Kreatif (iHaqi), ustaz Erick Yusuf menilai, pemahaman yang salah jika berpikir haji sebaiknya dilakukan pada usia tua. Hal ini didasarkan pada ritual haji yang sebenarnya selain membutuhkan ritual rohani juga sangat membutuhkan kekuatan fisik." Sehingga hal itu akan lebih mudah jika dilakukan ketika usoa muda dalam kondisi prima," kata dia, Ahad (6/9).
Dia juga mempertimbangkan waktu tunggu yang menurutnya akan lebih baik jika dipersiapkan sejak usia muda. Sehingga akan lebih mudah dalam hal manajemen waktunya. Karena tidak ada seorang pun yang bisa memastikan usia hidupnya di dunia.
Selain itu dia juga mempertimbangkan penjagaan akhlak perilaku ketika sudah meniatkan diri untuk berhaji sejak usia muda.
"Jika dari muda sudah diniatkan untuk berhaji maka secara akhlak perilakunya akan terjaga, mulai dari niatnya, dari mulai mendaftarnya, dan segala sesuatunya. Jadi tidak lagi berpikir bahwa 'ah sudahlah sekarang hancur-hancuran dulu, ngawur, nanti baru bertaubat,' iya kalau ada kesempatan, kalau tidak bagaimana," tuturnya, Jumat (6/9).
Terkait dengan istita'ah atau kemampuan untuk berhaji, terutama dari segi finansial, dia menyebutkan pada dasarnya manusia tidak memiliki kemampuan untuk itu. Tetapi Allah yang akan memampukan umatnya. Oleh karena itu dia menegaskan agar umat Islam memasukkan diri sebagai kategori umat yang dimampukan oleh Allah.
Dia melanjutkan, caranya adalah dengan mengazamkan diri, niat yang kuat agar dimampukan untuk pergi berhaji. Karena, dia menceritakan, banyak kisah-kisah yang mengumpulkan uang ribuan perak untuk pergi berhaji. Karena atas niat dan azzam yang kuat sehingga orang tersebut akhirnya benar-benar pergi ke Tanah Suci.
"Justru yang diinginkan Allah adalah bagaimana betul-betul hati kita terpaut ke sana, kita bersungguh-sungguh untuk berhaji. Karena untuk berhaji bukan hanya permasalahan harta saja, orang kaya raya yang belum berhaji pun banyak," tegasnya.