Rabu 09 Sep 2015 02:08 WIB

Lokasi Pemondokan di Madinah Permudah Jamaah Jalani Arbain

Salah satu pemondokan haji di Tanah Suci.
Foto: Republika/Muhammad Subarkah/ca
Salah satu pemondokan haji di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH --  Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil menerangkan, pada musim haji tahun ini jamaah haji asal Indonesia memang mendapatkan fasilitas pemondokan yang berada tidak jauh dari Masjid Nabawi. Jamaah pun bisa lebih leluasa melaksanakan ibadah arbain dalam kurun waktu sembilan hari.

Djamil melanjutkan, jarak dari pemondokan ke Masjid Nabawi paling jauh hanya 650 meter, sehingga energi jamaah tidak terkuras selama di Madinah kendati harus berjalan kaki saat melaksanakan ibadah arbain. “Ini berkat sistem baru penyewaan pemondokan yang menggunakan blocking time atau sewa berdasarkan masa tinggal jamaah. Alhamdulillah kita dapat hotel yang bagus semua,” kata Djamil seperti dilaporkan wartawan Republika, EH Ismail.

Manajemen hotel grup Makarim Madinah, Hisyam Al Buchori mengatakan, selaku penyedia hotel, dia sangat mengapresiasi sistem baru yang digunakan Pemerintah Indonesia. Meskipun baru pertama, sistem tersebut dianggap berhasil dalam meningkatkan pelayanan bagi jamaah.

“Ini tentunya membawa kemaslahatan yang sangat baik, khususnya bagi jamaah haji Indonesia dan menggunakan sistem yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Hisyam.

Rekan Hisyam, Jamil Makarim menambahjkan, tahun ini manajemen hotel tidak menerima keluhan apa pun dari jamaah Indoensia terkait pemondokan. “Harapan kami dari pengelola hotel sistem ini bisa diterapkan untuk seluruh jamaah haji yang ada di Madinah,” ujarnya.

Kepala Seksi Perumahan Daerah Kerja Madinah Endang Jumali menjelaskan, grup Makarim memiliki 10 hotel di wilayah sekitar Masjid Nabawi dengan kapasitas 23 ribu orang. Di Madinah, kata Endang, pemilik hotel yang memiliki kapasitas di atas 2.500 orang dikategorikan sebagai grup atau mazmuah. Sementara yang di bawah 2.500 dikategorikan sebagai pengelolaan perorangan.

“Dari 92 hotel yang digunakan sebagai pemondokan jamaah haji Indonesia disediakan 11 mazmuah dan empat hotel personal,” ucap Endang.

Dia melanjutkan, dengan sistem blocking time memang harga sewa menjadi lebih mahal. Akan tetapi, jaminan kenyamanan terhadap jamaah lebih terjamin karena seorang jamaah pasti mendapat satu tempat tidur. Selain itu, tidak ada hotel yang berada di luar wilayah markaziah.

“Per jamaah dulu hitungan sewanya 558 riyal sampai 600 riyal untuk sembilan hari, sekarang per jamaah sewanya 858 riyal,” kata Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement