Senin 14 Sep 2015 07:21 WIB

Mayoritas Jamaah Haji Solo Beresiko Tinggi

Rep: edy setiyoko/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas membanti jamaah calon haji lanjut usia Kloter 31 asal DKI Jakarta memasuki Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (10/9).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas membanti jamaah calon haji lanjut usia Kloter 31 asal DKI Jakarta memasuki Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jamaah haji asal Kota Solo, Jateng, banyak yang tergolong dalam risiko tinggi (Risti). Dari 368 Calhaj, lebih dari 50 persen lebih Risti. Meski demikian, mereka tetap diberangkatkan ke Tanah Suci.

Menurut Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Solo, Agus Hufron, Senin (14/9), jamaah dikatakan Risti apabila yang bersangkutan sudah berusia 60 tahun, serta menderita penyakit tertentu. Misalnya, penyakit Diabetes Mellitus (DM), Jantung, serta tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Memang, separuh lebih dari total jamaah asal Solo masuk dalam kategori Risti. Untuk itu, kata Agus, butuh pendampingan khusus. Meski demikian, ada juga mereka yang berusia kurang dari 60 tahun dikatakan Risti, karena memiliki riwayat penyakit tertentu dan butuh pengawasan intensif.

Kendati masuk kategori jamaah Risti, seluruh jamaah sudah diperiksa kesehatan sebelum berangkat ke Tanah Suci. Bahkan, terdapat dua dokter spesialis khusus yang merekomendasikan kesiapan jamaah untuk berangkat ke Tanah Suci atau tidak.

Jadi, semua sudah diperiksa. Dan, dicatat riwayat penyakit, berikut kondisi kesehatan jamaah. Bagi jamaah yang memiliki penyakit khusus, disarankan untuk bawa obat dari rumah sendiri.

Seperti dketahui, jamaah asal Kota Solo ini, nantinya terbagi dalam dua Kloter, 73 dan 74. Dan rencananya, jamaah asal sini dijadwalkan terbang menuju Tanah Suci pada 16 September mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement