Sabtu 19 Sep 2015 07:48 WIB

Jamaah Indonesia Nilai Layanan Haji Membaik, tapi..

Rep: c 16/ Red: Indah Wulandari
Pemberangkatan Kloter Terakhir. Jamaah Calon Haji Kloter 39 dari DKI Jakarta memasuki bus menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (17/9).
Foto: Republika/Wihdan
Pemberangkatan Kloter Terakhir. Jamaah Calon Haji Kloter 39 dari DKI Jakarta memasuki bus menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tim pengawas haji DPR RI secara umum menilai penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dari tahun lalu.  Meskipun ada kekurangan di beberapa fasilitas pelayanan.

"Patut disyukuri, jamaah kita rata-rata mengatakan puas," kata Ketua Tim Pengawas Haji Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay, Jumat (18/9).

Saleh mengatakan, timnya sepanjang hari kemarin telah berkunjung ke pusat-pusat pemondokan jamaah haji di Makkah. Tim dibagi ke dalam tiga kelompok yang bertugas memeriksa dan mengawas dua pusat lokasi pemondokan.

Tim pengawas DPR juga mengadakan wawancara langsung dengan para jamaah. Pertanyaan yang diajukan sangat variatif, mulai dari pemondokan, katering, transportasi, air, kapasitas kamar, mushala, layanan kesehatan, bahkan ketersediaan dan kesigapan petugas.

Jamaah menilai, pemondokan sudah sangat baik sebagaimana yang dijanjikan. Begitu juga layanan katering yang disajikan sudah memenuhi cita rasa Indonesia.

"Tentu tidak semuanya sempurna. Di sana-sini masih ada persoalan yang perlu diperbaiki," jelasnya.

Menurut Saleh, keluhan jamaah yang paling banyak adalah seputar ruang klinik yang belum memenuhi standar serta obat-obatan yang terbatas. Saleh menilai, klinik satelit yang tersedia masih di bawah standar. Begitu juga obat-obatan masih banyak yang tidak tersedia, terutama obat-obatan yang terkait dengan penyakit pernafasan.

Selain itu, rotasi bus shalawat juga dikeluhkan karena masih sering terlambat yang disebabkan keterbatasan jumlah petugas. Tidak jarang jamaah  ada yang menunggu antara 45 menit sampai satu jam. Belum lagi, bus shalawat itu dipakai oleh seluruh jamaah yang berasal dari berbagai negara.

Sementara itu, kata Saleh, petugas-petugas yang ada sering sekali dinilai belum memahami peta persoalan haji. Hal itu dikarenakan sebagian di antara petugas tersebut baru pertama sekali berangkat ke Arab Saudi.

"Tentu mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Sementara, jumlah yang harus dilayani sangat banyak dengan berbagai persoalan yang dihadapi," tutup Saleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement