Senin 05 Oct 2015 18:50 WIB

Karena Asap, Sebagian Jamaah Riau Pulang Lewat Jalur Laut

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Kota Pekanbaru yang tersapu asap tebal
Foto: Antara
Kota Pekanbaru yang tersapu asap tebal

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau menyebut pemulangan 4.017 orang jamaah haji Riau ke daerah asalnya akan  menempuh jalur laut. Selain itu ada juga yang melaluiBandara Internasional Minangkabau Padang. Hal itu karena pekatnya asap yang menutupi bandara Pekanbaru.

"Bagi jamaah haji terbiasa jalur laut, maka kita persilakan untuk tempuh jalur tersebut dari debarkasi Batam. Sedangkan lewat udara, maka kita siapkan alternatif melalui Bandara Minangkabau," papar Kakan Kemenag Provinsi Riau, Tarmizi Tohor di Pekanbaru, Senin (5/10).

Ia berujar, kebijakan itu merupakan alternatif karena Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru belum bisa berfungsi akibat jarak pandang terbatas. Kondisi ini bisa membahayakan keselamatan terutama bagi jamaah haji.

Seperti diketahui, sebulan lebih terakhir bandara terletak di Ibu Kota Provinsi Riau terganggu akibat asap kebakaran di Sumatera. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, bandara di Pekanbaru lumpuh. Sebanyak 68 penerbangan kemarin sempat dibatalkan.

Musim haji tahun 2015, embarkasi Batam memberangkatkan 8.901 orang calon haji terdiri dari 795 orang asal Kepri (kloter 1 dan 15), 4.026 asal Riau (kloter 2-10 dan kloter 20), 1.872 asal Kalimantan Barat (kloter 11-15) dan 2.108 asal Jambi (kloter 16-20).

Hari ini, Tarmizi mengatakan, 223 orang jemaah hari dari Kabupaten Rohul diterbangkan menggunakan pesawat dari Batam ke bandara di Padang. Selanjutnya, rombongan jemaah akan menempuh jalur darat menuju Pasir Pengaraian menggunakan bus.

Sedang sisanya jamaah Bengkalis, bertolak dari Pelabuhan Sekupang Batam ke menuju Bengkalis menggunakan kapal cepat. "Kalau jemaah Bengkalis, mereka sudah terbiasa. Selama ini tempuh jalur laut dari Bengkalis ke Batam atau sebaliknya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement