Sabtu 10 Oct 2015 07:00 WIB

Proses Identifikasi Korban Mina Perlu Dipercepat

Muashim di Mina
Foto: Istimewa
Muashim di Mina

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Indonesia perlu mempercepat proses identifikasi korban insiden Mina karena peristiwa itu sudah terjadi cukup lama, yaitu 17 hari lalu. Indonesia tidak hanya membutuhkan jumlah korban, namun juga identitas para korban tersebut.

"Siapa dan dari kloter mana," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil, seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita, Sabtu (10/10).

Apalagi, identifikasi yang dilakukan oleh kepolisian di Al Muaisim kerap tidak jelas. Misalnya, adanya kesalahan penulisan nama karena otoritas setempat menulis nama latin dengan aksara Arab.

Djamil menambahkan mereka juga kurang familiar dengan nama-nama Indonesia, khususnya jamaah yang tidak menggunakan nama Arab. "Karena itu, kami perlu lakukan kroscek dengan tiga hal," kata dia.

Dia menyebutkan kroscek pertama dengan data jamaah yang berangkat haji tahun ini. Kedua, pengecekan melalui kloter dan rombongan yang ada di maktab. Ketiga, tim melakukan verifikasi ulang sehingga ada konsistensi nama dan data.

"Setelah itu baru diumumkan Jangan sampai sudah diumumkan menjadi korban ternyata orangnya segar-bugar. Ini yang tidak boleh terjadi dan harus kita hindari," kata dia.

Djamil menerangkan pemeriksaan oleh petugas Indonesia juag diperlukan karena adanya hasil sidik jari yang tidak langsung menunjukkan identitas. Jika Saudi memberikan akses maka Indonesia dapat melengkapiِ, apalagi tim Disaster Victim Identification (DVI) Markas Besar Kepolisian dilengkapi peralatan canggih.

Tim identifikasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan tim Disaster Victim Identification (DVI) kerap mendapatkan kesulitan dalam proses identifikasi jenazah di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim.

Anggota tim identifikasi PPIH Arab Saudi Naif Bahri Basri Marjan mengatakan dia kerap 'mencuri' salinan data yang tersimpan di Al Muaisim. Dia juga menggunakan aplikasi yang dapat memindai dokumen di telepon selulernya.

Aplikasi itu memudahkan dia memindahkan data dalam dokumen dengan cepat. "Kalau tidak begitu nanti kan jadi lama," kata Naif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement