Ahad 11 Oct 2015 13:23 WIB

Kemenag Segera Bidik Pemondokan Haji Berkinerja Baik

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah
Foto: bstatic.com
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Kementerian Agama segera berkomitmen dengan pemondokan-pemondokan yang berkinerja bagus selama penyelenggaraan haji tahun ini. Langkah itu untuk memudahkan percepatan persiapan penyelenggaraan haji tahun depan.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan bentuk ikatan dengan pemilik hotel dimungkinkan melalui surat komitmen antara kedua pihak.

"Bukan dengan kontrak, sebatas komitmen bahwa 'besok kami akan sewa anda lagi'," kata dia, Sabtu (10/10).

Kendati hanya sebatas komitmen antara Kementerian Agama dan pemilik pemondokan, tetap ada persyaratan yang perlu dipenuhi. Djamil menerangkan, penandatangan surat komitmen dapat dilakukan setelah Kemenag melakukan evaluasi kinerja.

Kemenag berencana mengevaluasi kinerja layanan, termasuk penyedia pemondokan, pada akhir Oktober ini. Secara umum, Djamil menuturkan, kinerja pemondokan di Makkah memang bagus sehingga dapat menjadi dasar untuk menyewa kembali.

"Tapi, tidak semua hotel bagus," kata dia.

Persyaratan lainnya, yaitu harga yang ditawarkan harus dapat bersaing. Ini untuk memudahkan ketika kontrak kerjasama ditandatangani oleh Kemenag dan pemilik pemondokan. Sebab, kontrak dengan pemilik pemondokan tetap dilakukan sesuai dengan peraturan pengadaan barang dan jasa.

Djamil menyatakan alokasi dana untuk penyediaan barang dan jasa untuk jamaah haji memang tidak menggunakan APBN. Namun, pertanggungjawaban pengadaan barang dan jasa layanan haji tetap diperiksa oleh BPK. "Prinsip-prinsip keterbukaan supaya lebih ekonomis itu harus melandasi cara kerja kita," kata dia.

Direktur Penyelenggaraan Haji Luar Negeri Ditjen PHU Kemenag Sri Ilham Lubis mengataka, pemondokan yang perlu diikat lebih cepat seperti Hotel Jawharah yang tahun ini digunakan sebagai pemondokan 801.

 Dia menyebut Hotel Jawaharah yang tersentralisasi dan mampu menampung 21 ribu jamaah itu ideal sebagai pemondokan jamaah haji Indonesia.

Pemondokan yang tersentralisasi memudahkan pengawasan terhadap jamaah, termasuk untuk memberikan pelayanan kesehatan dan perlindunan jamaah. Pemondokan model superblok seperti Hotel Jawaharah juga memudahkan pelayanan transportasi, dan katering secara terpadu.

"Seperti ketika saya melihat keberangkatan jamaah ke Madinah. Bus-bus masuk, katering yang dilayani oleh satu perusahaan dengan mudah didistribusikan kepada jamaah," kata dia.

Sebelumnya, Djamil menyatakan kuota haji Indonesia pada penyelenggaraan 2016 bertambah 20 ribu seiring komitmen dari Pemerintah Saudi memberikan tambahan kuota. Karena itu, Kemenag akan melakukan perencanaan penyelenggaraan haji tahun depan lebih awal.

Sebab, banyak aspek layanan yang perlu dipersiapkan lebih matang seiring bertambahnya kuota mulai dari layanan penerbangan, akomodasi, transportasi darat, katering, hingga kapasitas listrik di tempat konsentrasi jamaah haji.

Kemenag akan berkoordinasi dengan Pemerintah Saudi dan Muassasah agar penambahan kuota dapat dibarengi perbaikan kualitas layanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement