Rabu 11 May 2016 00:51 WIB

Penting, Calon Jamaah Haji Periksa Kesehatan Sejak Dini

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agung Sasongko
Peugas kesehatan memeriksa suhu tubuh seorang haji dengan alat pengukur saat kedatangan jamaah haji di Asrama Haji Provinsi Bengkulu, Kamis (8/10).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Peugas kesehatan memeriksa suhu tubuh seorang haji dengan alat pengukur saat kedatangan jamaah haji di Asrama Haji Provinsi Bengkulu, Kamis (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jadwal keberangkatan ibadah haji 2016 sudah semakin dekat. Kepala Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Muchtarudin Mansyur mengimbau agar para calon jamaah haji mempersiapkan kondisi kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sejak awal.

"Pemeriksaan kesehatan sejak awal itu merupakan kunci," kata Muchtarudin kepada Republika.co.id, Selasa (10/5).

Selain faktor usia, kata Muchtarudin, ada pula faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Maka dari itu, pemeriksaan kesehatan sedini mungkin menjadi penting untuk dapat mengenali potensi dan gangguan kesehatan calon jamaah untuk kemudian dikendalikan dan diobati.

Setelah pemeriksaan, maka diperlukan juga pembinaan bagi calon jamaah haji. Dalam pembinaan, calon jamaah haji juga memiliki peran yang sangat besar untuk menhgunakan failitas kesehatan dengan maksimal. Calon jamaah harus mengikuti saran dan tindakan-tindakan medis yang dianjurkan oleh dokter ataupun petugas kesehatan termasuk memperhatikan kebutuhan gizi, rutin meminum obat dan melakukan latihan fisik.

Pemeriksaan dan pembinaan ini berlaku bagi semua calon jamah haji khususnya bagi mereka yang masuk kategori jamaah risiko tinggi (risti). Tahun ini, Muchtarudin memperkirakan setidaknya ada 60 persen jamaah yang masuk kategori risti.

Menjelang jadwal keberangkatan ibadah haji, Muchtarudin mengaku saat ini Kemenkes sudah mempersiapkan pelayanan kesehatan meliputi perekrutan sumber daya manusia (sdm), melengkapi perbekalan obat, vaksin serta alat-alat kesehatan. Sejauh ini, persiapan yang dilakukan oleh Kemenkes sudah hampir mencapai 70 persen. "Tiga bulan kedepan ditargetkan persiapan sudah selesai smpai 100 persen," kata Muchtarudin menambahkan. 

Diharapkan, 65 persen calon  jamaah sudah mulai memeriksakan kondisi kesehatan. Sehingga, pola penyakit yang ada bisa segera teridentifikasi. Dokter dan petugas kesehatan kloter nantinya juga harus memahami kondisi kesehatan calon jamaah sejak awal. 

Muchtarudin memaparkan, penyakit yang berisiko tinggi diperkirakan berasal dari faktor cuaca panas serta penularan virus unta yang berakibat pada gangguan pernafasan. Untuk itu, Muchtarudin menyarankan agar para calon jamaah nantinya mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan ibadah.

"Ini harus dibekali sejak awal kepada calon jamaah," tutup Muchtarudin.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement