REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grogi adalah hal yang seringkali terjadi saat seseorang menunaikan ibadah haji. Perasaan grogi kebanyakan timbul karena baru pertama kali menginjakkan kaki di Rumah Allah SWT dan menyaksikan peninggalan-peninggalan bersejarah sejak masa nabi-nabi di waktu lampau.
Selain itu, ternyata ada juga jamaah haji yang grogi dan bahkan merasa takut karena berkaitan dengan banyaknya mitos-mitos. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa kegiatan yang biasa dilakukan di Tanah Air akan mendapatkan pembalasan di Tanah Suci.
Padahal, menurut KH Didin Hafidhuddin, Makkah dan Madinah itu adalah daarul amal, bukan tempat pembalasan. Karena itu, Kiai Didin menegaskan hal yang digembar-gemborkan itu hanya mitos yang dibesar-besarkan.
Dia pun merasa heran mengapa banyak sekali orang yang menakut-nakuti para jamaah dalam menjalankan ibadah haji. Apalagi, katanya, ibadah haji itu bukan hanya panggilan agama, melainkan juga panggilan hati dan para jamaah dianggap sebagai tamu Allah.
Kiai Didin mengingatkan, tidak perlu ada kekhawatiran dalam menjalankan ibadah haji. Untuk itu, seorang calon haji wajib pasrah, memasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Apa pun yang akan terjadi kepada dirinya, kata Didin, merupakan takdir dan tidak harus dikaitkan dengan pembalasan.
Selain itu, setiap calon haji pun harus berangkat dengan niat yang baik. Yakni, niat untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan menjalankan sunah Rasulullah. Niat itulah yang harus ditanamkan agar mencegah terjadinya rasa khawatir atau grogi. “Kalau sudah begitu, tinggal manfaatkan saja semua waktu yang ada,” katanya.
Kiai Didin kembali menegaskan bahwa tidak pada tempatnya jika seorang jamaah merasa grogi, takut, atau ragu-ragu. Grogi, kata dia, bisa menimbulkan dampak yang cukup fatal, seperti lupa bacaan-bacaan doa, atau bahkan berakibat pada kesehatan fisik. Padahal, menurut dia, satu hal yang harus diingat jamaah adalah mendapatkan kesempatan untuk beribadah haji merupakan kenikmatan yang tak terhingga. “Jadi, jangan grogilah,” pesannya.
Sumber: Pusat Data Republika