Jumat 02 Sep 2016 15:55 WIB

Tikar Butut

Tikar. Ilustrasi
Foto: Republika/Edwi Dwi Putranto
Tikar. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu hari, Nasrudin ke pasar untuk menjual selembar tikar. Tidak ada seorangpun yang menawarnya. Apalagi membelinya.

Seorang lalu menghampirinya. "Tikar butut sobek kok dijual," katanya.

"MasyaAllah. Jika kamu tidak berminat membelinya jangan memburuk-burukan milik seorang Muslim di depan umum. Ibuku baru saja membikin tikar wol tapi belum jadi," kata Nasrudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement