Selasa 06 Sep 2016 09:36 WIB

Haji Rusia, Komunis Ambruk, Hingga Kenangan Karavan Holid Daghestan

ebagian rombongan jamaah haji asal Rusia yang ke Makkah dengan menggunakan mobil karavan tengah melepas lelah di Terminal Kudai, Makkah
Foto: Muhammad Subarkah/Republika
ebagian rombongan jamaah haji asal Rusia yang ke Makkah dengan menggunakan mobil karavan tengah melepas lelah di Terminal Kudai, Makkah

Daghestan adalah negara bagian Republik Rusia. Sebagian besar beretnis Turki dan beragama Islam. Populasinya sekitar 2,6 juta jiwa. Negara ini kaya bahan tambang seperti minyak, gas, dan batu bara. Tanahnya subur karena berada di pegunungan Kaukasia. Ada danau yang luas di dekat Laut Kaspia dan puncak Gunung Bazardyudi yang tinggi menjadi 4.466 meter.

Warga Muslimnya menganut Mahzab Suni-Syafii. Di sana juga ada orang Yahudi. Populasi Kristen yang hanya delapan persen, kebanyakan berasal dari etnis Slavia. Sosok pejuang yang sangat dikenal adalah Imam Shamil, yang pada abad ke-18 berperang melawan kolonial Rusia.

"Imam Shamil adalah pejuang dan guru kami. Di sana juga ada Imam Murat. Mereka pejuang Daghistan," ujar Holid.

Dia juga menceritakan perjuangan bangsa Daghestan yang diokupasi Rusia pada 1813. Etnis Rusia yang populasinya minoritas di kawasan Asia Tengah-Utara kemudian menguasai banyak wilayah seperti Daghestan. Melalui Revolusi Bolshevik yang berhasil menjungkalkan Kekaisaran Tsar Nikola II,  Vladimir Lenin pada 1917 kemudian memproklamasikan gabungan negara koloninya sebagai Union of Soviet Socialits Republicks (USSR).

Menurut Holid, perjalanan haji bagi orang Daghestan memang harus dipersiapkan dengan matang. Tak hanya menyiapkan uang untuk membeli mobil dan membiayai perjalanan, mereka juga menyiapkan kesehatan badan secara baik.

Perjalanan panjang lintas negara dengan rute Daghitsan, Azerbaijan, Iran, Turki, Suriah, Yordania, dan Arab Saudi bolak-balik jelas melelahkan serta berbiaya besar. "Sekali jalan, rombongan bisa mencapai puluhan kendaraan," tuturnya.

Rombongan diatur dalam kelompok kecil masing-masing empat kendaraan. Dalam kelompok itu harus ada satu orang mekanik yang paham seluk-beluk mesin mobil. Suku cadang kendaraan yang penting juga dibawa dalam satu mobil khusus.

Selain menyiapkan bekal fisik dan rohani yang cukup, ketika hendak berangkat haji para pengelana ini semuanya menguasai bahasa Arab. Sebagian besar juga menguasai bahasa Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement