REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji dan umrah disarankan untuk tidak meremehkan kegiatan manasik. Seandainya pun kepergian ke Tanah Suci bukan yang pertama kali, calon jamaah sebaiknya diimbau jangan merasa sudah bisa.
Direktur Halimun Medical Center dr Briliantono Moenardi Soenarwo (SpOT) mengatakan persiapan berkunjung ke Rumah Allah harus dilakukan dengan matang.
"Pulang kampung saja persiapannya luar biasa, apalagi ini? Selain silaturahim dengan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, Allah SWT mengharapkan kita beribadah. Paling tidak sebelum haji dan umrah buka buku, baca-baca, jangan mengabaikan manasik," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (29/11).
Menurut dia, terkadang ada jamaah yang sudah beberapa kali ke Tanah Suci sehingga menganggap remeh manasik dan merasa sudah bisa menjalani semua ritual ibadah sehingga takabur.
Pria yang akrab disapa dr Toni ini mengatakan kesalahan manusia ketika ke Tanah Suci ada dua, yakni melakukan ibadah berlebihan dan menganggap remeh.
Menghadap ke Baitullah membutuhkan persiapan jiwa dan raga. Dia mengimbau calon jamaah agar 'membersihkan diri' sebelum berangkat, yakni dengan meminta maaf kepada keluarga dan kerabat.
Menurut dr Toni banyak manfaat rohani sekembalinya seseorang dari Tanah Suci. "Begitu pulang, rasanya plong," kata dia. Seakan Allah SWT sudah mengangkat semua dosa-dosa seseorang selama hidup.
Namun, jangan terlena. Jamaah haji dan umrah yang sudah kembali ke rumah, harus konsisten mempraktikkan perbuatan-perbuatan sesuai rukun Islam dan anjuran Rasulullah SAW. "Kalau dulu shalatnya tidak tepat waktu, sekarang tepat waktu. Ditambah dengan sunnah-sunnahnya. Kalau sudah terbiasa, Insya Allah jadi yang terbaik," ujar dr Toni.
Meski begitu dia tak menampik ada segelintir orang yang tidak mengalami perubahan sikap sekembalinya dari Tanah Suci. Orang-orang seperti ini diduga karena tidak mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Untuk itu, ada baiknya sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jamaah hendaknya meluruskan niat karena Allah SWT. Sehingga begitu pulang niat tersebut tetap melekat dan jamaah tidak terperdaya oleh urusan dunia.