Kamis 15 Dec 2016 16:41 WIB

Batu yang Bersaksi

Siluet seorang jamaah haji di Jabal Rahmah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Ahad pagi (11/9).
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA
Siluet seorang jamaah haji di Jabal Rahmah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Ahad pagi (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang mualaf lelaki tengah melaksanakan haji. Dia wukuf di Arafah bersama orang-orang yang beribadah haji.

Dia belum mengenal Islam secara mendalam. Termasuk rukun-rukun haji yang harus ditunaikannya. Saat di Padang Arafah, ia mengambil tujuh buah batu.

Lalu ia berkata,"Wahai, batu-batu, saksikanlah olehmu aku bersumpah, Tiada Tuhan Selain Allah. Muhammad SAW adalah utusan Allah."

Setelah itu ia merasa letih dan mengantuk. Ketujuh butir batu itu dijadikan bantal. Dalam tidurnya ia bermimpi. Kiamat seakan-akan telah tiba. Diperiksalah dosa-dosa yang pernah dilakukan juga pahala yang pernah dibuatnya.

Usai diperiksa, ia diputuskan masuk ke neraka. Oleh Malaikat, ia digiring menuju neraka. Ketika hendak memasuki salah satu pintu neraka, tiba-tiba datanglah batu kecil yang pernah dikumpulkannya saat di Arafah.

Batu itu menghalangi pintu neraka sehingga malaikat tak bisa memasukannya. Hal itu berulang terus. Rupanya batu tersebut selalu mengikutinya. Akhirnya, malaikat membawanya naik ke langit Arasy.

Allah berfirman,"Wahai, hamba-Ku, Aku telah menyaksikan batu-batu yang engkau kumpulkan di Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan hak-mu. Bagaimana Aku tidak memedulikan hakmu sedangkan Aku telah menyaksikan syahadat yang engkau ucapkan itu. Maka maksuklah engkau ke dalam surga."

Lelaki itu pun dibawa ke surga. Baru mendekati pintu surga, tiba-tiba, pintu surga terbuka lebar. Dia baru sadar, dua kalimat syahadat yang diucapkanya membawa keberkahan bagi dirinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement