Senin 02 Jan 2017 17:05 WIB

Bernazar Menutup Aurat, Harlinda Pergi Umrah Dua Kali

Rep: mgrol84/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Ibadah Umrah
Foto: EPA/ALI HAIDER
Ilustrasi Ibadah Umrah

REPUBLIKA.CO.ID, Tak mudah bagi umat Muslim mendapat izin-Nya untuk bisa pergi beribada haji ataupun umrah. Dengan bernazar akan menutup aurat dengan memakai hijab atau jilbab, Harlinda Yunita memohon kepada Allah SWT agar bisa berangkat umrah ke Tanah Suci. 

Sekitar dua tahun Harlinda menunggu, hingga akhirnya Allah SWT mengizinkan ia berangkat pada 2007. Ketika itu, Harlinda mengaku, bahwa dia sebenarnya tidak memiliki cukup uang. Namun, Allah SWT memberinya rezeki tidak terduga secara tiba-tiba.  

“Tiba-tiba saya mendapat kiriman uang sebesar Rp 9 juta, entah dari mana rezeki itu berasal,” kata Harlinda kepada Republika.co.id, Sabtu (31/12). 

Wanita yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu, awalnya mengira bahwa uang tersebut berasal dari lembaga asuransi. Harlinda menjelaskan, sempat mengikuti program dana pendidikan anak. Setiap bulan, ia membayar Rp 100 ribu ke lembaga tersebut. 

“Setelah saya teliti, ternyata uang senilai Rp 9 juta itu bukan dari lembaga tersebut. Bahkan, sampai sekarang saya tidak tahu uang itu dari mana. Namun, saya yakin itu pasti rezeki dari Allah SWT,” ujar Harlinda. 

“Dari sana saya belajar, kalau ada niat, tidak melulu dengan uang, pasti Allah memberikan jalan-Nya untuk kita,” tambahnya. 

Perihal nazharnya yang akan menutup aurat, Harlinda terinpirasi dari wanita Muslimah berhijab lainnya. Harlinda merasa bahwa mereka yang berhijab selalu terlihat damai, nyaman, dan tenang.

Selain itu, dia juga terisipirasi dari gaya atau fashion hijab yang bermunculan. Dari hal itu lah ia belajar bahwa kita sebagai muslim bisa berpenampilan fashionable tanpa harus membuka aurat. 

“Sejak itu, saya memantapkan diri untuk berhijab karena selain untuk bukti kecintaan kita kepada Allah, ternyata itu justru bisa membuat kita terlihat lebih cantik,” ujar Harlinda. 

Pada 2007, Harlinda berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk ibadah umrah seorang diri, tanpa keluarga yang menemani. Ketika itu, Harlidan mengalami suatu peristiwa yang menurutnya sangat bekesan dan bermakana. 

Pada saat pergi ke Masjidi Haram untuk melaksanakan shalat, Harlinda berkata kepada seorang teman satu rombongannya, “Jangan menaruh sandal di sini, ini kan pintu utara sedangkan kita shalat di dekat pintu selatan.”

Tiba-tiba justru sandalnya lah yang hilang, sehinnga Harlinda harus kembali menuju hotel tanpa menggunakan alas kaki. Di perjalan menuju hotel, Harlinda sempat mampir ke beberapa toko untuk membeli sandal.

Namun, penjulanya berkata bahwa sandal disana bukan untuk dijual. Adapun yang menjual sandal, namun harganya sangat tinggi sehingga Harlinda tidak mampu membelinya. Dengan hati yang ikhlas, Harlinda berjalan menuju hotel yang berjarak tiga kilometer dari Masjidil Haram. 

“Dari peristiwa itu saya belajar untuk selalu menjaga hati dan perkataan. Belajar untuk mengunci diri dengan baik dan tidak berprasangka buruk. Saya sadar, mungkin ketika saya mengucapkan sesuatu, ada malaikat yang sedang shalat di samping saya dan mendengarnya,” ujar Harlinda. 

“Pada saat keberangkatan pertama, saya memohon kepada Allah agar bisa kembali ke sana. Pada tahun 2015 akhirnya saya diberikan izin untuk kembali ke rumah Allah itu,” tambahnya. 

Uniknya, keberangkata kedua itu, Harlinda mendapatkan kemudahan lagi yaitu ia hanya membayar setengah dari biaya yang seharusnya. Keringanan biaya itu ia terima dari salah satu travel haji dan umrah karena bisa mengajak 10 orang calon jamaah yang menggunakan jasa travel mereka. 

“Lagi-lagi ini bukan meluluh tentang uang, yang penting itu ya niat,” kata Harlinda kepada Republika.co.id, Sabtu (31/12). 

Di perjalanan umrah yang kedua, Harlinda mengaku, bahwa tidak ada kendala serius yang menghalangi kegiatan ibadahnya. Justru ia mengalami hal berkesan ketika berkunjung ke makam Rasalulullah.

Harlinda sangat bersyukur karena bisa merasakan langsung pengalaman harus berdesak-desakan agar bisa masuk ke area makam Rasulullah. "Berdesak-desakan dengan berjuta-juta umat dari seluruh penjuru dunia, saya akhirnya bisa masuk ke sana,” kata Harlinda. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement