Jumat 06 Jan 2017 15:29 WIB

Komisi VIII: Kejutan, Ada Fasilitas Khusus Haji Indonesia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Calon jamaah haji Indonesia tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Foto: Amin Madani/Republika
Calon jamaah haji Indonesia tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Komisi VIII DPR RI menilai bila fasilitas area transit khusus bagi jamaah haji Indonesia dari pengelola Bandara Madinah (AMAA) benar adanya, itu sebuah kejutan. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia sebegai penyelenggara haji juga punya pekerjaan rumah yang harus dibereskan.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Shodiq Mudjahid mengatakan, bila fasilitas khusus bagi jamaah haji Indonesia dari AMAA benar adanya, itu merupakan kejutan dan kemajuan. Sebab, selama ini Arab Saudi cenderung meremehkan Indonesia dan lebih mengutamakan negara lain.

Kasus barang tercecer pasti ada, tapi itu tidak signifikan. Yang ada adalah jamaah yang tertukar kloter. Tapi sejauh ini mekanisme penanganannya baik selama petugas haji mau berusaha.

Ia mengaku pernah mendapat aduan jamaah haji yang kopernya tertukar. Tapi pelayanan petugas tidak baik. Setelah mengadu ke Komisi VIII dan Komisi VIII mengadu ke Daker Mekkah, dalam dua hari koper jamaah tersebut bisa ditemukan. ''Catatannya pada pelayanan petugas haji,'' kata Shodiq, Jumat (6/1).

Pun pola pelayanan Kementerian Agama terhadap jamaah haji. Pendekatan yang dilakukan masih birokratis. Jamaah belum diperlakukan sebagai pelanggan. Karena itu, ia menilai memang saatnya ada pengalihan pelaksana haji dari Kemenag ke Badan Penyelenggara Ibadah Haji.

Komisi VIII mengakui, dalam dua tiga tahun ini memang ada perbaikan dalam penyelenggaraan haji oleh Pemerintah Indonesia. Tapi, masih keluhan krusial pada pelayanan jamaah haji di Arafah seperti tenda, karpet, dan katering.

Pun soal visa. Banyak kloter baru muncul belakangan akibat visa terlambat keluar. Maka, Komisi VIII menekankan agar pemerintah membenahi juga sarana, transportasi, dan visa.

Setelah itu, baru ke manajemen jamaah yang tidak cukup hanya dengan manasik. Selama ini manasik hanya pada tata cara haji dan doa. ''Tidak ada pengenalan medan, pengenalan sistem perlindungan dan keselamatan. Masih banyak jamaah yang baru pertama kali itu ke luar negeri,'' kata Shodiq.

Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Arab Saudi akan menyiapkan ruang transit khusus untuk jamaah haji Indonesia. Fasilitas ruang transit ini diharapkan akan memudahkan pengurusan dokumen dan bagasi jamaah haji agar tidak tercampur antara satu rombongan dengan lainnya.

Rencana penyediaan ruang transit bagi jemaah haji Indonesia di Bandara AMAA Madinah ini terungkap dalam pertemuan antara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil dengan pihak TIBAH Airports Operation Co. Ltd (TAV) selaku pengelola Bandara AMAA Madinah, Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement