Kamis 12 Jan 2017 09:52 WIB

Wakaf Abadi Utsman Bin Affan

Rep: mgrol86/ Red: Agung Sasongko
Sudut Kota Madinah mulai lengang setelah ditinggal jamaah haji.
Foto: Republika/Amin Madani
Sudut Kota Madinah mulai lengang setelah ditinggal jamaah haji.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Utsman bin Affan RA adalah sahabat Rasulullah SAW yang dikenal kelembutan dan kedermawanannya. Jika Anda ke Madinnah, menemukan hotel dan Masjid Utsman bin Affan itu bukanlah hanya sekedar nama yang digunakan pemilik hotel. Hotel dan masjid itu memang benar-benar dibangun dari rekening tabungan milik Utsman bin Affan yang sudah berusia kurang lebih 1.400 tahun.

Hotel tersebut kini dikelola oleh Sheraton dan salah satu hotel bertaraf internasional. Hotel tersebut berdiri gagah setinggi 15 lantai dengan 24 kamar disetiap lantai. Hotel tersebut dilengkapi dengan restoran besar dan tempat belanja. Dekat hotel tersebut terdapat Masjid Utsman bin Affan yang juga masih aktif digunakan.

Kisah hotel Utsman bin Affan berawal saat kaum Muslimin berhijrah ke Madinah. Saat itu, jumlah umat Islam bertambah banyak. Dampaknya, umat Islam mulai kesulitan air bersih. Sewaktu di Makkah, ketersediaan air begitu melimpah. Sementara di Madinah, umat Islam praktis hanya mengandalkan sumur.

Sumur terbesar di Madinah hanyalah milik Biru Rumah, seorang Yahudi. Oleh umat Islam, sumur itu hendak dibeli. Namun, pemilik menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Mengetahui kabar itu, Rasulullah sempat menawarkan kebun luas sebagai gantinya. Tapi tawaran tersebut ditolaknya.

Datanglah, Ustman bin Affan. Ia menawarkan pemiliknya sistem sewa. Mekanisme, pemilik dan penyewa akan menggunakan sumur tersebut bergantian setiap harinya. Skema ini berhasil dijalakan. Umat Islam secara tertib teratur menggunakan sumur tersebut. Karena merasa rugi, pemiliknya menjual sumur tersebut 20.000 dirham.

Wakaf sumur Ustman terus berkembang. Oleh pemerintah Ustmaniyah, wakaf Ustman dijaga dan dikembangkan. Perawatan wakaf Ustman ini dilanjutkan Kerajaan Saudi. Alhasil, dikebun tersebut tumbuh skeitar 1550 pohon kurma. Kerajaan Arab melalui kementerian Pertanian mengelola hasil kebun wakaf Utsman. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnta dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin lalu separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Utsman bin Affan.

Rekening atas nama Utsman bin Affan dipegang oleh Kementerian Wakaf. Dengan begitu ‘kekayaan’ Utsman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah  sampai pad aakhirnya digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi. Diatas tanah itulah hotel Utsman bin Affam dibangun dari uang rekeningnya, tepat disamping Majsid yang juga atas nama Utsman bin Affan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement