IHRAM.CO.ID, DEPOK -- Perjalanan ibadah haji seringkali memiliki pengalaman hikmah bagi setiap individu. Ahmad misalnya, laki-laki berusia 68 tahun ini mengalami perjalanan hikmah yang membuatnya tersadar hingga saat ini.
Ia melaksanakan ibadah haji pada tahun 2000 silam. Ia mengatakan perjalanan ibadah hajinya yang saat itu membuatnya taubatan nasuha. “Awalnya saya tidak terlalu berniat ibadah haji tapi karena saat itu almarhumah istri saya membujuk karena harus ada mahramnya , yasudah saya berangkat” ungkapnya kepada ihram.co.id, belum lama ini.
Ketika itu Ahmad hanya tinggal berangkat saja. Semua keperluan sudah diurus oleh istrinya. Karena dari travel ada pendidikan singkat manasik haji ketika itu ia pun mengikuti prosedurnya. Ahmad yang mengaku dahulu sangat jauh dari Allah dan bukan suami yang baik hatinya mulai tersentuh ketika mengikuti manasik haji. Terlebih ketika mulai praktik tawaf dan mengumandangkan seruan kepada Allah hatinya terasa terenyuh namun ketika itu ia menampikan perasaanya dan menahan air matanya.
Singkat cerita, ketika di Tanah Suci Ahmad melaksanakan ibadah hatinya semakin mantap. Tersentuh ketika melihat keindahan Ka’bah hatinya merasa sedih dan seperti ada yang sakit dan bergemuruh di dadanya yang tidak bisa di lawannya.
“Saya menangis terus melihat Ka’bah, ada rasa bersalah kepada Allah, anak dan istri saya karena selama ini saya sangat kasar pada mereka, saya selalu mangkir dari tanggung jawab saya,” ungkapnya.
Kejadian aneh selalu ia rasakan ketika di sana, ia menceritakan di kakinya selalu keluar pasir halus berwarna hitam. ketika ia melaksanakan shalat di Masjid Al-Haram pasir itu pun masih keluar di kakinya sampai membuat lantai kotor. Berkali-kali ia kembali mengambil wudhu dan membersihkan kakinya tapi pasir itu tetap keluar dari selah-selah jarinya.
“Sampai rasanya saya malu mau melaksanakan shalat Hijr Ismail, karena takut membuat tempat suci itu jadi kotor akhirnya saya mutusin untuk shalat di tempat yang agak jauh. Ada teman yang nanya kenapa saya pisah dari rombongan dan tidak melaksanakan shalat di tempat itu, saya bilang takut buat tempat itu kotor karena kaki saya keluar pasir terus, tapi teman saya heran karena dia enggak lihat apa-apa di kaki saya” kisahnya.
Merasa sangat malu, ia pun merenungi segala perbuatannya dan terbayang sikapnya selama ini. ia pun menceritakan hal itu kepada istrinya tapi istrinya dengan sabar menyuruhnya untuk bertaubat dan beristighfar.
"Selama di sana saya selalu diam jadi sering menangis, nyesel dan bener-bener tobat. Saya minta maaf sama istri saya dan minta keikhlasan dia. Saya selalu ibadah tanpa mikirin waktu istirahat sampai diingatkan istri agar jangan terlalu berlebihan tetap harus jaga kesehatan, tapi saya enggak mau menyia-nyiakan kesempatan untun mohon ampunan di sana," ujarnya.