IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Menjadi haji mabrur idaman umat Islam di seluruh dunia. Bagaimana menjadi haji mabrur?
Pertanyaan ini banyak mengemuka ketika umat Islam hendak melaksanakan haji. Perlu dipahami dahulu, ibadah haji satu kewajiban jika mampu yang memiliki rukun dan wajibnya haji.
Pemahaman rukun atau aturan main dalam pelaksanaan haji inilah yang menjadi tugas dan peran lembaga penyelenggara haji dalam pembekalan ilmu kepada calon jamaah. Itu mengapa, pentingnya pelaksanaan manasik haji.
Di manasik, ada penekanan motivasi sebelum berangkat, sebelum pulang, dan sekembalinya ke Tanah Air. Reza M Syarif dalam bukunya ‘The Wisdom Of Hajj’ mencatatkan bahwa ada beberapa motivasi yang harus dimiliki oleh calon jama’ah haji, agar dapat menjadi haji mabrur, yaitu.
Alasan seseorang untuk berbuat sesuatu harus ada alasan. jika seseorang melaksanakan sesuatu tanpa alasan itu menunjukan bahwa ia memiliki tingkat motivasi yang rendah. Intinya, seseorang harus memiliki alasan yang kuat kenapa harus pergi haji. Tidak hanya alasan yang kuat saja, namun juga tekad dan niat yang jelas dna terarah.
Selain itu, harus dipahami bahwa kita harus memandang bahwa jama’ah yang ikut dalam haji memiliki tingkat pemahaman agama yang berbeda-beda. Jika difokuskan pada masalah fiqih semata, akan timbul kesan bahwa haji itu sesuatu yang sangat rumit padahal seharusnya Yassiru wa laa tu’assiru (permudah segala urusan dan jangan mempersulit).
Pemahaman bahwa haji itu sebagai wasilah atau jembatan. Kendaraan mencapai masa depan yang lebih baik. Sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu alaihiwasallam. Bahwa sukses itu adalah hari ini lebih baik dari hari kemarin, artinya kalau tahun lalu sudah pernah berangkat haji maka harusnya haji tahun ini harus lebih baik.
Penghayatan bahwa haji sebagai suatu prosesi. Ibarat sebuah film kehidupan, jadi kita sebagai aktor dan Allah sebagai sutradara. Dalam film ada skenario yang dibuat. Seperti sa’I, thawaf, dan lainnya yang seharusnya kita anggap sebagai skenario yang harus kita patuhi. Ada setting tempatnya seperti Ka’bah, Shafa dan Marwa daan lainnya. Kesadaran bahwa kita berangkat haji sebagai aktor terbaik sehingga bisa meraih “Piala Citra” yakni haji mabrur di dunia dan mendapat surga di akhirat.