Kamis 23 Feb 2017 15:31 WIB

Ka'bah Tempat Ibadah Pertama di Dunia

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Kabah
Foto: Reuters/Fahad Shadeed
Kabah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Pembangunan Ka'bah di lokasi yang ada saat ini berawal ketika Siti Hajar (ibunda Ismail) bolak-balik mencari air dari Bukti Safa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Peristiwa ini kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun haji.

Sementara itu, Ismail yang masih bayi terus-menerus menangis karena kehausan. Saat menemui Ismail inilah, Hajar melihat air berada di bawah tungkai kaki Ismail. Ada yang menyebutkan, munculnya air itu disebabkan entakan kaki Ismail dan ada pula yang menyebutkan karena perantara Jibril.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa diperintahkannya Nabi Ibrahim AS untuk membangun kembali Ka'bah itu disebabkan sebelumnya tempat tersebut terjadi banjir besar. Sehingga, Ibrahim diperintahkan untuk meninggikan fondasinya.

Sebagaimana dikatakan Al-Azraqi dalam Tarikh Makkah, ''Setelah peristiwa banjir besar, lokasi Ka'bah dulu telah hilang. Lokasi tersebut berbentuk bukit kecil berwarna merah yang tidak terjangkau aliran air. Saat itu, manusia hanya tahu bahwa di sana ada tempat yang sangat bernilai tanpa mengetahui lokasinya secara pasti. Dari seluruh penjuru dunia, mereka yang dizalimi, menderita, dan butuh perlindungan datang ke tempat ini untuk berdoa. Doa mereka pun dikabulkan. Manusia pun mengunjunginya hingga Allah memerintahkan Ibrahim untuk membangun Ka'bah kembali. Sejak Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, Baitullah selalu menjadi tempat yang dimuliakan dan diperbaiki terus-menerus oleh setiap agama dan umat dari satu generasi ke generasi lainnya. Tempat ini juga senantiasa dikunjungi Malaikat sebelum Adam turun ke bumi.''

Pembangunan itu dilakukan Ibrahim dan Ismail. Ismail yang mengangkat batunya dan Ibrahim yang memasangnya. Dan, setelah sekian lama, karena bangunan semakin tinggi, Nabi Ibrahim AS tidak mampu lagi menjangkau tempat tertinggi untuk memasang batu-batu tersebut. Dan, Ismail kemudian membawakan sebuah batu untuk menjadi pijakan bagi Nabi Ibrahim. Batu inilah yang akhirnya disebut sebagai maqam Ibrahim.

Mereka pun terus bekerja sembari mengucapkan doa, ''Wahai, Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), Sesungguhnya, Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.''

Setelah selesai, Allah kemudian memerintahkan Ibrahim untuk berseru kepada seluruh umat manusia agar mengerjakan haji. Penjelasan ini terdapat dalam surah Alhajj ayat 27-29.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement