Kamis 03 Aug 2017 13:05 WIB

Kakek Nasri Dua Kali Tersesat di Nabawi

Jamaah haji yang tersesat di Tanah Suci.
Foto:
Makam Rasulullah di Masjid Nabawi

Menginap di Odst Hotel Al-Madina

Upaya pemuda Madura itu pun membuahkan hasil, ternyata jamaah Kloter UPG 4 menginap di Odst Hotel Al-Madina, hanya beberapa blok dari Hotel Mawaddah.

Nasri kemudian dibawa menuju Odst Hotel. Begitu mobil berhenti di depan Odst Hotel dan dikatakan hotelnya telah ditemukan, Nasri nampak bingung.

Bukan, ini bukan hotel saya. Saya tak penah menginap di sini. Ayo carikan saya hotel tempat saya menginap kemarin. Bukan di sini hotelnya, ujarnya.

Hendi meminta Rawfi ke dalam hotel dan menanyakan apakah benar jamaah Kloter UPG 4 tinggal di situ. Beberapa saat kemudian, Rafi keluar dari pintu hotel dan mengabarkan benar hotel ini tempat tinggal jamaah dari Makassar.

Rawfi dan Hendi pun menurunkan Nasri dari mobil dan membawanya masuk ke lobi hotel. Kini tinggal memastikan si kakek menginap di kamar nomor berapa?

Selain ditempati jamaah dari Indonesia, Odst Hotel juga ditempati oleh jamaah dari India. Lalu-lalang wajah-wajah India dan Indonesia berbaur jadi satu di lorong lobi hotel.

Hendi kemudian membawa Nasri ke sebuah bangku kosong, di sebelah eskalator yang terdapat di lobi tengah. Mereka berdua menunggu di situ, selama Rawfi mencari informasi dimana kamar Nasri.

Seorang jamaah Indonesia, dengan masker di wajahnya, turun melalui eskalator dari lantai atas. Ia kemudian menghampiri Hendi dan Nasri. Pria bernama H Basyir ini mengaku mengenal Nasri karena mereka satu rombongan.

Saya adalah pembimbing ibadahnya. Ia adalah jamaah saya, kata Basyir.

Namun, Nasri nampak tak acuh. Seolah tak mengenal siapa lawan bicaranya. Basyir kemudian mengajaknya bicara dalam bahasa daerah. Mereka terlibat dalam obrolan yang cukup akrab.

Basyir nampak menyakinkan Nasri mereka tergabung dalam satu kloter, berasal dari daerah yang sama. Di saat bersamaan, Rawfi datang bersama beberapa orang jamaah perempuan yang juga mengenal Nasri.

Mereka mengatakan, kamar Nasri berada di lantai empat, kamar nomor 420. Ketika diajak memasuki kamarnya, Nasri tetap merasa hotel ini bukanlah tempat tinggalnya.

Namun , orang-orang tetap membawanya naik ke lantai empat. Di lorong lantai empat beberapa jamaah perempuan dengan logat Sulawesi Selatan berkerumun melihat kedatangan Nasri.

"Ini bapak ini memang tinggal di sini. Di kamar ini," kata seorang perempuan sembari menunjuk kamar nomor 420.

Namun pintu kamar itu terkunci. Ketika diketuk, tak ada respons dari dalam. Menandakan para penghuninya sedang keluar.

"Tiba-tiba seorang pria dengan baju ihram keluar dari kamar sebelah. Ia lantas berjalan ke arah petugas yang membawa Nasri. Oh ini jamaah kami. Sudah dua kali dia kesasar," ujarnya.

Lelaki bernama Muhammad Daswan itu lantas menuturkan, Nasri sering keluar sendiri dari kamar menuju Masjid Nabawi. Padahal, ia sudah meminta agar si kakek ikut rombongan saja kalau mau shalat Arbain. "Namun, dia seperti tak peduli, maunya jalan sendiri saja," kata Daswan.

Rawfi dan Hendi pun secara resmi menyerahkan kembali Kakek Nasri ke rombongannya. Tolong kakeknya dijaga. Jangan sampai jalan sendiri. Kalau mau ibadah Arbain harus bersama rombongan agar tak sesat jalan, kata Rawfi.

Dan kakek Nasri pun berhasil tiba di kamarnya, di hotel yang tak ia kenali. Hotel berbeda dengan yang ia tinggali kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement