Kamis 31 Aug 2017 17:47 WIB

Pesan dari Arafah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Siluet seorang jamaah haji di Jabal Rahmah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).
Foto: AP / Khalil Hamra
Jamaah haji berkumpul untuk berdoa di sekitar Jabal Rahma, Arafah, Makkah, Arab Saudi, Kamis (31/8).

Ungkapan khitab ayat ini yang dinyatakan dengan kata-kata ''yaa ayyuhan-naas'' memberi pengertian Allah mengajak bicara manusia secara universal bahwa manusia diciptakan secara sosiologis menjadi berbangsa dan bersuku-suku untuk tujuan saling mengenal satu dengan sesamanya.

Bukan untuk saling membunuh, bukan untuk saling konflik satu dengan lainnya, bukan untuk saling menghujat satu dengan lainnya. Ini semua dicontohkan oleh Rasulullah saw saat menata kehidupan yang bersifat konsolidasi internal pada periode Makkah hingga saat membuat negara Madinah yang bersinggungan dengan pihak kelompok lain yang beda agama.

Pemahaman terhadap esensi nilai-niali ibadah haji di balik yang tersurat, akan menambah kualitas diri khususnya setelah melaksanakan ibadah dan pulang ke Tanah Air. Oleh sebagian ulama hal ini dipandang sebagai tanda-tanda haji mabrur. Hasan Basri seorang ulama sufi abad delapan pernah menyatakan:

“Haji mabrur dapat dicapai jika pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat” dan tanda-tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji. Dengan demikian harus ada perbaikan kualitas diri menjadi lebih baik dibanding dengan sebelum haji.

Ketika Eropa bersuara lantang karena telah melahirkan masa pencerahan (enlightment) di mana manusia dianggap telah menemukan jati dirinya sebagai manusia dengan pemikiran kemanusiaan, ketika acapkali Barat dianggap yang paling berjaya dalam urusan konsep kemanusiaan, ajaran tentang haji yang direfleksikan dalam puncak ibadah di Arafah ini telah memancangkan tonggak bagi kemanusiaan saat Nabi Khutbah Wada'' yang begitu menyentuh nilai-nilai kedamaian, menghargai sesama dan menumbuhkembangkan spirit kebersamaan. Kata-kata nabi begitu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan, mengapresiasi persaudaraan dan perlindungan terhadap hak-hak orang lain.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement