Kamis 31 Aug 2017 17:47 WIB

Pesan dari Arafah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Siluet seorang jamaah haji di Jabal Rahmah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).
Foto: EPA/Mast Irham
Jamaah haji tiba di Arafah, untuk melaksanakan ibadah wukuf pada hari Kamis (31/8).

Suasana Arafah seperti sekarang ini juga sekaligus merupakan momentum terbaik bagi kita untuk muhasabah introspeksi tentang siapa kita, apa yang kita lakukan dan ke mana akhirnya ujung dari kehidupan ini.

Alquran menjawab pertanyaan ini melalui episode penciptaan yang merefleksikan apresiasi luar biasa atas entitas ciptaan-Nya yang memiliki keunggulan dibanding dengan ciptaan lainnya. Mari kita tengok episode penciptaan manusia yang digambarkan Al Quran surat Al Baqarah ayat 30:

Artinya: Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat “Aku hendak menjadikan khalifah bumi”. Mereka berkata “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujiMu dan mensucikan namaMu”. Dia berfirman “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Dalam ayat berikutnya Allah memberikan penegasan tentang entitas manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang memiliki keunggulan, yang memiliki kemampuan mengidentifikasi objek sekelilingnya dan bahkan melakukan penemuan atas hal-hal yang sebelumnya tak terketahui oleh banyak orang. Inilah kemampuan ilmiah manusia yang menjadi pembeda dengan makhluk ciptaan Allah yang lain.

Namun demikian, di balik keunggulan itu ada kekuatan yang selalu membisik di kanan kiri kita untuk melencengkan manusia dari jalan kebenaran. Ini adalah miniatur manusia yang memiliki potensi untuk bertindak seperti hewan tak kenal belas kasihan melakukan kekerasan, intimidasi, dan tindakan-tindakan radikal karena ada kekuatan syaithoniyah yang akan menyesatkan manusia-manusia dari jalan yang benar.

Artinya: Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Manusia memang dijadikan sebagai makhluk terbaik, tetapi bisa saja diturunkan derajatnya serendah-rendahnya jika kehilangan aspek kemanusiaan yang mulia. Artinya: Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sbeaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serandah-rendahnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement