Kamis 31 Aug 2017 17:47 WIB

Pesan dari Arafah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Agung Sasongko
Siluet seorang jamaah haji di Jabal Rahmah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).
Foto: AP/ Khalil Hamra
Polisi Arab Saudi mengendalikan lalu lintas kedatangan para jamaah haji di Arafah, Makkah ,Arab Saudi, Kamis (31/8).

Kadang kita menjadi terhenyak dan baru ingat akan Allah saat berada dalam kegalauan, berada dalam keterpurukan, berada dalam kondisi pailit dan lain-lain.

Ketiga, ketika kita tidak diperbolehkan untuk membunuh binatang, mencabut dan mematahkan tumbuhan, memberi isyarat kepada kita agar memiliki kesadaran terhadap ekologi dan ekosistem agar dapat hidup dengan keseimbangan saling memberi dan menerima secara harmonis. Allah memberikan anugerah alam seisinya dengan hukum-hukumnya (sunnatullah) yang tak pernah berubah, yakni hukum kesimbangan ekologi dan ekosistem yang harus dijaga karena manusia telah menyanggupi untuk mengemban amanah mengelola alam seisinya.

Harus dilawan sikap merusak ekosistem dan ekologi yang akan menciptakan kerusakan di darat dan lautan. Hutan yang digunduli akan berakibat banjir, produksi karbondioksida akan menciptakan efek rumah kaca dan mengakibatkan fenomena pemanasan global. Tepatlah apa yang digambarkan Alquran ketika menyatakan bahwa kerusakan di darat dan laut itu tersebab oleh ulah tangan manusia.

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbautan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Keempat, ketika kita dilarang memakai pakaian berjahit memberikan makna agar kita hidup secara inklusif seperti pakaian yang dikenakan yang juga dipakai oleh banyak orang. Sikap ini sekaligus penegasan akan spirit Islam yang menjunjung tinggi spirit egaliter, persamaan hak dan derajat dalam kehidupan sehari-hari. Buang jauh-jauh kehendak untuk merasa dimiliki oleh banyak orang, superiority complex dan menganggap sesamanya dengan sebelah mata. Nabi dan para sahabat telah memberi contoh akan kehidupan yang penuh kesahajaan dan sangat kontras dengan penguasa sebelumnya yang mementingkan hierarkhi dan membuat jarak yang tak terjembatani dengan rakyatnya.

Kelima, ketika kita dilarang mencaci maki dan mengucapkan kata-kata kotor memberi pelajaran agar kita dapat bersikap santun kepada sesama manusia tanpa melihat latar belakang kelompok sosial dan agamanya. Surat Al Hujurat ayat 13 yang sering dikutip sebagai referensi untuk menjelaskan entitas manusia dan nilai-nilai perdamaian dalam Islam menyatakan:

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesunguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement