Ahad 03 Sep 2017 20:53 WIB

Jamaah Haji Pilih Mabit di Tepi Jalan daripada di Tenda

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Andri Saubani
Jamaah haji Indonesia memilih mabit di luar tenda Mina
Foto: Republika/Nashih Nashrullah
Jamaah haji Indonesia memilih mabit di luar tenda Mina

IHRAM.CO.ID,  MAKKAH -- Selama prosesi melontar jumrah di Mina, tidak semua jamaah haji Indonesia menghabiskan malam (mabit) di tendanya. Sebagian jamaah haji memilih mabit di pinggir jalan.

Seperti yang Republika saksikan, Sabtu malam (2/9) sekitar pukul 22.30. Perjalanan ke jamarat ditempuh dari kantor Daker Makkah di Syisyah melalui Terowongan King Fahd sepanjang sekitar 1,2 kilometer. Perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki.

Begitu keluar dari terowongan, di kiri kanan jalan penuh orang. Mereka menggelar tikar atau karpet, bercengkerama dan makan untuk menghabiskan waktu. Suasana sangat ramai dan penuh orang. 

Penjual jasa penyewaan kursi roda berseliweran. Jumlahnya ratusan. Ambulans terlihat hilir mudik. 

Di antara ribuan orang, terselip Hariyanto. Sudah dua malam ini dia memutuskan mabit di tepi jalan bergabung dengan jamaah haji lain dari seluruh dunia. Dia mabit bersama 40 rekannya dari Bekasi. Mereka duduk-duduk dan tiduran dengan beralaskan tikar.

Jarak yang jauh dari tendanya ke jamarat menjadi pertimbangannya. Jamaah kloter JKS 42 ini tinggal di Sektor 5 di Syisyah. Jarak dari hotelnya ke jamarat sekitar dua kilometer. 

Sedangkan, jarak dari tendanya sejauh tujuh kilometer. Hariyanto menempati tenda di Maktab 6, Mina Jadid. Inilah lokasi terjauh tenda jamaah haji Indonesia dengan jamarat. Tentu akan sangat melelahkan bagi jamaah yang sakit atau renta karena harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Dari hotelnya di 508 , ia menyeberang di Jalan Masjid Al Haram, kemudian berjalan ke Terminal Jamarat di belakang supermarket Bin Dawood. Dari situ, kawasan jamarat sudah terlihat.  "Ketua kloter dan ketua rombongan sudah mengetahui dan diizinkan," katanya saat ditemui Republika

Bagi jamaah yang mengambil nafar awal, hanya melontar jumrah di tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah. Mereka hanya dua malam menginap di Mina dan meninggalkan Mina menuju Makkah pada 12 Dzulhijah sebelum matahari terbenam. Total kerikil yang dilontar jama'ah nafar awal adalah 49 butir.

Sementara, nafar tsani atau nafar akhir yakni jamaah melontar jumrah pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijah dengan total batu yang dilontar sebanyak 70 butir. Mereka menginap di Mina selama tiga malam dan meninggalkan Mina menuju Makkah pada 13 Dzulhijah.

Jamaah yang mengambil nafar tsani masih melempar jumrah pada Senin (4/9). Sedangkan bagi jamaah yang mengambil nafar awal, telah selesai melontar jumrah Ahad pagi (3/9).

It''s now or never

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement