Selasa 31 Oct 2017 09:31 WIB

Haji dan Dampaknya Bagi Orang Rusia di Wilayah Kaukasus Utara

Sebagian rombongan jamaah haji asal Rusia yang ke Makkah dengan menggunakan mobil karavan tengah melepas lelah di Terminal Kudai, Makkah
Foto:
Jamaah haji asal Rusia.

Maka dengan menggunakan asumsi jumlah terbesar - dari 20 juta Muslim - pemerintah Arab Saudi pun mengeluarkan kuota tahunan haji sebanyak 20.000 untuk peziarah asal Federasi Rusia.

Dan selama ini pun sudah menjadi tradisi, bila hampir dua pertiga dari jumlah peziarah ini diberian wilayah Dagestan, di mana pada tahun terkahir ini jumlah jamaah hajinya mencapai 13.200 orang. Bahkan, wllayah ini masih bisa mendapat kuota tambahan hingga 5.000 orang bila ada peziarah haji dari wilayan lain yang batal berangkat ke tanah suci.

Setalah Daghestan, wilayahnya Chechnya mendapat jatah kuota haji terbesar kedua, dengan jumlah peziarah mencapai 1.500 orang (data jamaah haji Rusia 2016)

Sebelumnya, pada tahun 2006, jumlah orang dari Tatarstan yang melakukan haji dua kali lipat menjadi 1.113 orang, sehingga tersisa 2.000 atau lebih slot haji untuk didistribusikan di antara populasi Muslim Federasi Rusia lainnya  yang kalau itu disebut mencapai 15-16 juta orang.

Namun, dalam kurung waktu 15-17 tahun terakhir, jamaah haji asal Dagehstan mendominasi jamaah haji asal Rusia. Dan diperkirakan di wilayah tersebut kini sudah ada 130 ribu orang yang sudah menunaikan ibadah haji. Meski begitu juga, banyak dari mereka yang melakukan haji dari Dagestan tampaknya melakukannya karena alasan komersial semata.

Pada tahun 1999, saat berkunjung ke Moskow, penulis bertemu dengan seorang diplomat Saudi yang mengatakan kepadanya bahwa hampir 90 persen orang Dagestan yang pada saat melakukan ziarah melakukannya dengan alasan komersial semata.

Setiap tahunnya, ribuan mobil sarat dengan orang dan barang menuju ke Mekkah. Bukan hanya itu, diperkirakan sepertiga penduduk Dagestan sudah pernah ke Makkah. Dan banyak diantara mereka sudah naik haji berulangkali.

Untuk mengatasi situasi ini, Pemerintah  Federasi Rusia telah membatasi jumlah barang bebas bea yang dibawa oleh peziarah untuk dibawa kembali ke negara tersebut. Menurut kantor berita Rusia, Interfax, hal ini pada pada gilirannya telah menyebabkan meletsunya perselisihan i sepanjang perbatasan Russo-Azeri,. Ini karena warga Dagestan yang tidak mau membayar iuran bea cukai telah mengorganisir gangguan massa sebagai upaya untuk menerobos masuk wilayah perbatasan.

Hal inilah yang kemudian pemerintah Rusia untuk menciptakan "kuota regional" berdasarkan perkiraan populasi Muslim di setiap provinsi Federasi Rusia. Perkembangan resmi semacam itu didampingi oleh banyak pihak yang memergikan jamaah haji secara tidak resmi. Konsekuensinya, pada tahun jumlah peziarah perempuan haji asal Rusia telah meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, jumlah jamaah haji perempuan yang berasal dari Rusia Tengah jumlahnya telah melampaui jumlah orang yang melakukan ziarah.

Yang lebih unik lagi, bila dibandingkan pizarah haji pada dekade 1980-an yang kebanyakan terdiri dari para orang tua, pada dekade terakhir ini jamaah haji asal Rusia malah didominasi kaum muda.

Dengan begitu, melihat terus menaiknya jumlah jamaah haji dan banyaknya anak muda Rusia yang naik haji, maka pengaruh Islam di negara itu kini terus menguat di dalam masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement