Kamis 14 Dec 2017 04:43 WIB

Pariwisata Gunung Bersejarah di Makkah akan Dikembangkan

Rep: kiki sakinah/ Red: Muhammad Subarkah
 Ratusan jamaah haji mendaki gunung Jabal Nur di Makkah, untuk untuk menyaksikan dari dekat Gua Hira, lokasi wahyu pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW.
Foto: Republika/ Amin Madani
Ratusan jamaah haji mendaki gunung Jabal Nur di Makkah, untuk untuk menyaksikan dari dekat Gua Hira, lokasi wahyu pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Budaya Nasional (SCTH) menegaskan rencananya untuk merehabilitasi gunung-gunung bersejarah di Makkah. Hal itu guna menarik pengunjung dari berbagai belahan dunia Islam untuk mengunjungi situs-situs tersebut.

Jabal Al-Noor, di mana ayat-ayat pertama Al Qur'an diturunkan, termasuk di antara situs di Makkah yang masih dipertahankan keasliannya sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Meskipun, situs itu tidak terkait dengan kunjungan keagamaan dari kewajiban jamaah haji.
 
Selain gunung yang dihormati itu, otoritas pariwisata Kerajaan Saudi juga berjanji untuk mengembangkan tiga situs bersejarah lainnya di tanah suci. Di antara Jabal Ghar Thawr, yang merupakan tempat Nabi dan sahabatnya Abu Bakar bersembunyi dari musuh selama hijrah mereka ke Madinah.
 
Situs lainnya adalah Hudaybiyyah, tempat Nabi Muhammad menandatangani perjanjian gencatan senjata selama 10 tahun dengan orang Kafir Makkah. Kemudian, situs lain yang akan direhabilitasi ialah jalan yang ditempuh Nabi dan para pengikutnya dari Makkah ke Madinah, yang kemudian dikenal sebagai Hijrah Nabi.
 
Jamaah haji membentuk sekitar 20 juta pengunjung asing tahunan Arab Saudi. Angka itu terpisah dari para pekerja dan pelancong bisnis. Hampir 2,4 juta orang datang pada haji yang terakhir, meningkat dari 1,9 juta tahun sebelumnya. Sementara sebesar 7,5 juta melakukan ziarah umrah pada 2016.
 
Arab Saudi berencana untuk meningkatkan jumlah jamaah umrah dan haji menjadi masing-masing 15 juta dan 5 juta pada 2020. Bahkan, Saudi berharap bisa melipatgandakan jumlah jamaah umrah menjadi 30 juta pada 2030.
 
Sumber SCTH mengungkapkan rencana komisi untuk membangun sebuah proyek untuk mengembangkan Jabal Noor dan Jabal Thawr ke dalam situs wisata. Saat ini, pekerja asing ilegal adalah orang-orang yang memperluas berbagai pelayanan ke sejumlah besar jamaah yang mengunjungi pegunungan bersejarah.
 
"Kami akan membangun bangunan di kaki dua gunung itu. Kami juga akan mendirikan sebuah pusat pameran kecil untuk menampilkan barang-barang antik di Makkah. Proyek ini akan segera dilaksanakan," kata sumber SCTH, dilansir dari Saudi Gazette, Jumat (8/12).
 
Sementara itu, warga yang tinggal di wilayah tersebut telah mendesak komisi agar melaksanakan sejumlah proyek untuk memfasilitasi kunjungan ke situs-situs bersejarah tersebut. Di samping, mendesak agar menyingkirkan tempat para pekerja asing ilegal.
 
Nasser Abdul Rahman, seorang warga Saudi yang tinggal di lingkungan Jabal Ghar Thawr, mengatakan bahwa lebih dari 10 pekerja Asia tinggal di gunung tersebut. Ia mengatakan, pekerja Asia itu menggunakan keledai untuk membawa bahan makanan ke gunung dan menjualnya dengan harga yang tinggi kepada para pengunjung gua. Sementara itu, terdapat sebuah generator listrik yang menerangi puncak gunung, tempat para migran ilegal tersebut mendirikan toko-toko.
 
"Petugas ilegal ini menempati gunung ini untuk menghindari petugas keamanan dan inspektur kota," kata Abdul Rahman.
 
Tidak hanya itu, Abdul Rahman mengatakan bahwa para pekerja asing itu juga menguasai jalanan menuju Gua Thawr dan daerah sekitarnya.
 
"Mereka tidak berbicara bahasa Arab dan setiap kali melihat orang asing, mereka akan mendaki gunung untuk bersembunyi," tambahnya.
 
Penduduk lainnya, Ahmed Al-Saeedi, menekankan perlunya mengembangkan Jabal Thawr dan daerah-daerah di sekitarnya. Hal itu menurutnya, guna mencegah para pekerja asing ilegal menggunakan gunung tersebut sebagai tempat persembunyian.
 
"Tidak adanya SCTH dari tempat kejadian telah memberi kesempatan kepada petugas ekspatriat ilegal untuk mengendalikan tempat bersejarah tersebut," kara Al -Saeedi.
 
Dr. Fawaz Al-Dahhas, profesor sejarah Islam di Universitas Umm Al-Qura, mengatakan bahwa Jabal Al-Thawr memiliki tempat penting dalam sejarah Islam. Ia mengatakan, Nabi Muhammad SAW tinggal di dalam Gua Thawr selama tiga malam untuk bersembunyi dari Quraisy di Makkah, saat dia pindah ke Madinah.
 
"Nabi dan sahabatnya Abu Bakar, semoga Allah merahmatinya, meninggalkan gua hanya setelah menerima informasi, bahwa orang Quraisy telah menghentikan pencarian mereka untuk menangkap Nabi," kata Al-Dahhas.
 
Hal itu juga seperti tercantum dalam Al Quran surat At Taubah, ayat 4, yang berbunyi:
 
"Jika engkau tidak membantu Nabi, Allah telah membantunya ketika orang-orang kafir telah mengusirnya keluar dari Makkah sebagai satu dari dua, saat mereka berada di dalam gua dan dia berkata kepada temannya, 'Jangan bersedih; Sesungguhnya Allah beserta kita'."
 
Gua Thawr berjarak sekitar 4 km pada bagian selatan dari Masjidil Haram. Gua ini terletak hampir 750 meter di atas permukaan laut. Gua tersebut merupakan lembah batu dengan dua pintu masuk dan ketinggian 1,25 meter. Menurut Al-Dahhas, gunung ini telah mendapatkan nilai sejarah sebagai tempat asal Nabi berangkat dalam perjalanan bersejarah ke Madinah.
 
"Kita membutuhkan budaya pariwisata agar memiliki ketertarikan dan pemahaman terhadap tempat-tempat bersejarah. Kita harus melestarikan mereka untuk generasi mendatang. Mereka mewakili bagian dari warisan Kerajaan yang kaya," tambahnya.
 
Hani Al-Harbi, seorang pemandu wisata, mendesak pihak berwenang untuk mengidentifikasi semua situs bersejarah di Makkah dan daerah-daerah sekitarnya. Ia juga meminta agar pemerintah mengembangkan situs-situs tersebut dengan dukungan perusahaan swasta. Dia juga mengusulkan pembentukan sistem mobil kabel antara Jabal Al-Noor dan Jabal Al-Thawr untuk memfasilitasi kunjungan para peziarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement