Ahad 28 Jan 2018 02:03 WIB

Sejarah Rute Haji dari Uni Emirat Arab

Jamaah haji harus berhati-hati guna menghindari masalah termasuk dimakan hewan liar.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Perjalaan ke Makkah pada zaman dahulu.
Foto: Trekearth.org
Perjalaan ke Makkah pada zaman dahulu.

IHRAM.CO.ID, Perjalanan untuk menempuh ibadah haji dari Uni Emirat Arab (UEA) memiliki rute sejarahnya tersendiri. Jalur utama haji yang diikuti para jamaah di masa lalu itu disoroti dalam sebuah diskusi bertajuk 'Rute Haji Bersejarah', yang diselenggarakan oleh Sheikh Zayed Grand Mosque Centre (SZGMC). Sesi tersebut merupakan rangkaian diskusi publik interaktif yang mengeksplorasi koleksi bersejarah dan artefak unik, yang dipamerkan di pameran berjudul 'Haj: Memori Sebuah Perjalanan', yang berlangsung di masjid agung di Abu Dhabi, UEA.

Dr Hamad bin Seray, profesor sejarah dan arkeologi dari Universitas UEA, dalam diskusi tersebut mengatakan, orang-orang saat itu harus menempuh perjalanan jauh di darat selama berbulan-bulan. Jamaah haji harus berhati-hati untuk menghindari masalah, termasuk dimakan hewan liar.

Dia memberikan catatan sejarah tentang evolusi rute haji dari era kapal dan sebelum penemuan pesawat hingga sekarang. "Orang-orang dari UAE biasanya berkumpul di kafilah unta sekitar 20-30 jamaah sebelum mereka memulai perjalanan ke Makkah," kata Dr Seray, dilansir dari Khaleej Times, Sabtu (27/1).

Para peziarah dari kota Ras Al Khaimah, Fujairah, Ajman dan Sharjah biasa berkumpul di Khawaneej di Dubai. Mereka kemudian memulai perjalanan mereka ke Makkah melalui Jebel Ali, Abu Dhabi menuju Tarif, sebuah desa kecil di sekitar pantai, tempat mereka bertemu dengan kafilah dari Al Ain dan Buraimi.

Beberapa titik peristirahatan yang paling terkenal di sepanjang jalan itu adalah satu yang berada di bawah pohon 'Shabhana', dekat kota kecil Emirat bernama Al Sila, yang berbatasan dengan Arab Saudi. Para peziarah dari UEA kemudian menyeberang Al Sabkha, sebelum sampai di Al Hessa di Arab Saudi.

"Mereka kemudian pindah ke Al Wudhuf menuju Riyadh dan kemudian ke Makkah. Butuh waktu hampir enam bulan bagi para peziarah untuk bersiap memulai perjalanan kembali ke UAE. Para peziarah biasa membawa makanan kering, seperti ikan kering, kurma, minyak lokal dan air," lanjutnya.

Menurut Dr Seray, mereka yang pergi dengan kapal laut melakukan perjalanan dari Sharjah ke Al Khubar di Arab Saudi. Mereka kemudian pergi melalui darat dari Al Khubar ke Makkah. Dia mengatakan, orang biasanya meninggal dalam perjalanan, terutama karena kapal tenggelam pada saat terjadi badai saat laut India sangat buruk. Menurutnya, hanya sedikit keluarga yang bisa melaksanakan ibadah haji kala itu.

Rute perjalanan ibadah haji sebelum era 1970

Fergus Reoch, konsultan penelitian dan kurator proyek di British Museum, mengatakan dalam penelitiannya tentang perjalanan haji setelah dia mewawancarai seorang peziarah asal Emirat bernama Saeed bin Rashid Al Zaabi. Al Zaabi memberinya laporan tentang haji pertamanya pada 1939.

Reoch mengatakan, Al Zaabi melakukan perjalanan dengan seekor unta dari Sharjah di sepanjang pantai utara untuk mencapai Makkah. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu selama 70 hari untuk mencapai Makkah dan 70 hari lagi untuk kembali ke UAE. Dikatakannya, Al Zaabi tinggal di Makkah selama dua pekan saat melakukan ritual haji.

Dua orang lainnya yang diwawancarai oleh Reoch yang pergi ke Makkah pada era 1950-an dan 1960-an adalah Umm Obeid dari Khorfakkan dan Abdullah bin Naseeb dari Kalba. Mereka berdua melakukan perjalanan dari kota mereka ke Dubai, dan kemudian naik kapal dari Dubai ke Khubar atau Damam di Arab Saudi.

Menurutnya, mereka berjalan dengan menggunakan sebuah truk dan melewati Riyadh, Hafeedh ke Madinah dan kemudian ke Makkah. Reoch mengatakan, ini adalah perjalanan yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan mereka yang melakukan perjalanan darat.

Mereka menghabiskan satu atau dua hari di atas kapal dan tujuh atau delapan hari di jalan. "Butuh keberanian dan keyakinan bagi seseorang untuk melakukan perjalanan haji selama era-era awal," kata Reoch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement