Rabu 28 Feb 2018 18:11 WIB

Ini Kata Ketua GP Ansor Soal Syair 'Yalal Wathon' Saat Sa'i

Aksi itu semata-mata karena kecintaan pada Tanah Air dan tak ada muatan politis.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas meyampaikan paparannya pada Dialog Pencegahan Faham Radikal Terorisme dan ISIS bagi Pemuda Ansor se- Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas meyampaikan paparannya pada Dialog Pencegahan Faham Radikal Terorisme dan ISIS bagi Pemuda Ansor se- Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, menyanyikan syair "yalal wathon" saat sa'i adalah spontanitas. Ia juga meminta maaf jika hal ini dianggap mengganggu hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi.

"Jadi, syair 'yalal wathon' yang dikumandangkan Banser di Masa (tempat sai) itu adalah murni spontanitas," kata pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu pada Republika.co.id, Rabu (28/2).

 

Spontanitas tersebut, tambahnya, muncul dari kebiasaan yang selama ini terus dilakukan oleh sahabat-sahabat Banser di Tanah Air atas situasi yang terus dirasakan mengancam persatuan Bangsa.

"Ketika sa'i itu, ada ruang kosong sekitar 20 meter menjelang bukit marwa, disitu lah spontanitas muncul," katanya. Sekali lagi', ia menekankan, bahwa itu karena semata-mata kecintaan kepada Tanah Air dan sama sekali tidak ada muatan politis.

Jika kemudian yang muncul dari spontanitas itu dianggap mengganggu hubungan diplomatik Indonesia dan Saudi Arabia, Banser GP Ansor mengaku, tidak pernah menduga akan sampai demikian. Gus Yaqut mengatakan, saat itu, sebagian teman-teman yang ikut sa'i menyaksikan beberapa petugas keamanan di sana dan tidak menegur.

"Di sana (mereka) senyum-senyum dan mengambil foto rombongan. Dan saat itu, tidak ada teguran dari mereka," kata dia. Akan tetapi, lanjutnya, jika memang itu mengganggu hubungan diplomatik dua negara, ia memohon maaf.

Ia ingin menunjukkan, Muslim Indonesia ramah dan membawa rahmah. "Ada spirit kebangsaan dan spirit membawa Islam ramah dan rahmah sebagaimana yang dipraktikkan oleh Muslim di Indonesia ke seluruh belahan dunia, termasuk di Saudi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement