Kamis 01 Mar 2018 14:25 WIB

Ulama Malaysia: Politisasi Haji tak Bisa Diterima

Menyebarkan berita semacam itu (politisasi haji) adalah tindakan tercela di Malaysia.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi (Ilustrasi)
Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kepala Yayasan Khair Umah di Malaysia, Dr Fath al-Bari Yahya, mengecam berita keliru yang mempromosikan pendirian sebuah institusi dengan nama "Organisasi Internasional untuk Pengelolaan dan Pengawasan Dua Masjid Suci" di Malaysia. Ulama tersebut mengatakan, bahwa mempolitisasi ibadah haji adalah hal yang tidak dapat diterima.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Arabiya, Dr Yahya mengatakan, pihaknya telah berkolaborasi dengan 50 asosiasi Malaysia untuk merilis sebuah pernyataan yang mengingkari berita dugaan tentang pembentukan organisasi manapun dengan nama "Organisasi Internasional untuk manajemen dan Pengawasan Dua Masjid Suci di Malaysia." Dia mengatakan, bahwa menyebarkan berita semacam itu adalah tindakan "tercela" di Malaysia.

"Semua orang sadar akan usaha Arab Saudi di bawah kepemimpinan Penjaga Dua Masjid Suci untuk memastikan musim haji yang sukses. Lebih dari itu, Arab Saudi selalu menyelenggarakan pertemuan dan lokakarya untuk mendengarkan usulan dan gagasan semua negara Islam tentang haji," kata Dr Yahya, dilansir dari Al Arabiya, Kamis (29/2).

Dia mengatakan, mempolitisasi haji untuk mendapatkan keuntungan politik dan menyebarkan konflik adalah hal yang tidak dapat diterima. Dia juga mengecam kampanye yang dipimpin oleh beberapa media Arab yang menunjukkan bahwa organisasi ini didirikan di Malaysia. Sementara, tidak ada dokumen resmi atau bukti dalam catatan pemerintah atau organisme yang sesuai.

"Jangan datang ke Malaysia jika Anda ingin merusak hubungan antara Malaysia dan Arab Saudi. Tolong, jauhkan Malaysia dari konflik," lanjutnya.

Dia menegaskan, Malaysia menghormati dua masjid suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi) dan tidak menerima upaya apapun untuk mempolitisasi haji. Sebagai orang Malaysia, menurutnya, mereka memandang orang Arab sebagai model dan contoh yang harus diikuti dalam agama dan pekerjaan. "Kami berharap bisa bersatu agar seluruh Negara Islam juga bisa," ujarnya.

Lebih dari 46 asosiasi Islam Malaysia mengeluarkan sebuah pernyataan yang membantah dugaan pembuatan komponen apapun dengan nama "Organisasi Internasional untuk pengelolaan dan Pengendalian Dua Masjid Suci di Malaysia. Mereka menggambarkan berita tentang organisasi ini sebagai berita palsu atau keliru.

Asosiasi Islam Malaysia telah mengikuti berita tentang pembentukan badan dugaan ini, yang disiarkan oleh banyak saluran berita dan situs web, terutama Al-Jazeera. Lembaga media yang sama telah melaporkan pembentukan badan yang sah dengan kekuatan untuk memantau administrasi dua Masjid Suci tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement