Selasa 22 May 2018 18:57 WIB

Saudi Rekam Data Biometrik Calhaj di 18 Embarkasi

Perekaman data biometrik di Indonesia memangkas waktu yang harus dilalui calhaj.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji tampak antre untuk melewati proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Amir Muhammad, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji tampak antre untuk melewati proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Amir Muhammad, Madinah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) memastikan Kerajaan Arab Saudi (KSA) melakukan perekaman data biometrik calon jamaah haji (calhaj) Indonesia di 18 embarkasi.

"Layanan pengambilan data biometrik calhaj dilakukan di 18 embarkasi untuk seluruh jamaah," kata Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Kemenag Nasrullah Jasman kepada Republika.co.id, Selasa (22/5).

Ia menjelaskan, KSA melakukan dua layanan untuk calhaj Indonesia. Pertama, pengambilan data biometrik pada 100 persen calhaj di 18 embarkasi. Kedua, pelayanan verifikasi dan stempel kedatangan pada sekitar 20 persen calhaj Indonesia.

Terkait lokasi pelayanan verifikasi dan stempel, Nasrullah mengatakan belum ada keputusan lokasi. Namun, diperkirakan pelayanan dilakukan di Jakarta, Surabaya, atau Makassar.

"Direktorat jenderal imigrasi Arab Saudi mengatakan pelayanan verifikasi dan stempel kedatangan tahun ini merupakan proyek percontohan," ujar dia.

Nasrullah menjelaskan, keuntungan pelayanan verifikasi dan stempel paspor membuat calhaj Indonesia diperlakukan seperti penumpang domestik. Saat tiba di Arab Saudi, tak ada proses yang perlu dilalui jamaah Indonesia dan langsung menuju bus.

Sementara, apabila calhaj hanya melakukan layanan perekaman data biometrik, maka ada sejumlah proses yang perlu dilalui calhaj di bandara Saudi. Kendati demikian, ia mengatakan, perekaman data biometrik memotong proses dan waktu yang harus dilalui calhaj Indonesia di bandara Saudi.

Nasrullah mengatakan, salah satu alasan verifikasi dan stempel kedatangan belum dilakukan 100 persen karena Saudi belum siap. Terkait lokasi verifikasi dan stempel kedatangan, ia mengatakan Kemenag sedang berkoordinasi dengan Angkasa Pura, Ditjen Imigrasi, dan Kementerian Luar Negeri untuk mempelajari kemungkinan pelaksanaannya di bandara.

"Jadi prisipnya kita setuju, tapi harus koordinasi dengan pihak terkait karena ini kan melibatkan kementerian dan lembaga lainnya,jadi tak bisa memutuskan sendiri," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement