Jumat 27 Jul 2018 12:06 WIB

Kartu Kesehatan Jamaah Haji Dinilai Lebih Efisien

Jamaah bisa mengetahui riwayat kesehatan dengan mengakses siskohat mobile

Rep: Muhyiddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jamaah haji Indonesia dari Bondowoso dan Padang bersiap-siap menuju bus di Madinah, Kamis (26/7). Jamaah dari kedua kloter tersebut adalah yang pertamakalinya diberangkatkan ke Makkah dari Madinah pada musim haji tahun ini
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji Indonesia dari Bondowoso dan Padang bersiap-siap menuju bus di Madinah, Kamis (26/7). Jamaah dari kedua kloter tersebut adalah yang pertamakalinya diberangkatkan ke Makkah dari Madinah pada musim haji tahun ini

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Salah satu hal baru dalam pelaksanaan haji tahun ini adalah terbitnya Kartu Kesehatan Jamaah Haji (KKHJ) yang hadir menggantikan buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH). KKJH telah diuji coba tahun lalu untuk wilayah Jawa Barat dan ternyata lebih efektif.

Sebelum ada KKJH, jamaah memang dibekali dengan BKJH berbentuk sebuah buku. Hasil resume kesehatan jamaah ditulis dalam BKJH yang dipegang perorangan. Namun, Kepala Bidang Kesehatan Haji Arab Saudi, dr Melzan Dharmayuli menilai KKJH lebih efisien karena datanya dimasukkan ke dalam Siskohatkes, sehingga bisa diakses dimanapun.

Selain itu, KKJH juga dilengkapi dengan QR Code dan barcode, sehingga ketika di scan dengan aplikasi siskohat mobile maka datanya dapat dilihat dimanapun dan kapanpun. "Jamaah pun juga dapat tahu bagaimana riwayat pemeriksaan mereka sehingga mereka lebih sadar di awal dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehatnya," ujar Melzan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/7).

Jamaah bisa melihat status kesehatannya di aplikasi siskohat mobile dengan scan. Mereka tidak perlu repot-repot membawa buku lagi. Petugas juga bisa akses di manapun untuk jamaah haji yang berbeda. 

"Misalnya Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) kloter dari Surabaya bisa memberikan pelayanan untuk kloter dari Lombok. Petugas selanjutnya bisa entri langsung sehingga lebih fleksibel dan efisien dan lebih praktis," kata Melzan. 

Di KKJH juga ada ICV atau sertivikat suntik meningitis yang dilengkapi dengan nama, jenis kelamin, kebangsaan. ICV ini akan dilegalisasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. ICV merupakan syarat mutlak dari pemerintah Arab Saudi bagi warga negara lain yang akan masuk ke wilayah Arab Saudi. Tujuannya adalah untuk melindungi jamaah dari tertular meningitis.

KKJH sudah terintegrasi antara kartu kesehatan jamaah haji Indonesia dan Siskohatkes. "Data siskohatkes menjadi penting untuk kami tim kesehatan yang ada di lapangan untuk menentukan bentuk penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan jamaah," jelas Koordinator Lapangan dari Tim Promotif Preventif, dr Ikhsan.

Menurut Ikhsan, data-data tersebut dapat digunakan sebagai bahan materi yang akan diolah menjadi pesan kesehatan yang akan disampaikan kepada jamaah. Data Siskohatkes juga dapat digunakan oleh tim kesehatan lainnya seperti PPIH dan TKHI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement