IHRAM.CO.ID, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH — Menteri Agama (menag) Lukman Hakim Saifudin menilai jamaah haji Indonesia tertib dalam melaksanakan rangkaian umrah di Masjid al-Haram pada Ahad (12/8). Mereka mudah diarahkan dan komunikatif jika menghadapi permasalahan di lapangan.
“Alhamdulillah lancar ya meskipun berdesakan lancar, sai di mas’a lancar, jadi kita bersyukur. Saya juga melihat jamaah haji Indonesia cukup tertib melaksanakan tawaf maupun sa’i. semuanya cukup lancar. Mudah-mudahan lancar terus sampai menjelang dan setelah wukuf,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin di Masjid al-Haram setelah melaksanakan umrah wajib pada waktu yang sama.
Dia juga menemui sejumlah jamaah selama melaksanakan umrah. Mereka merasa nyaman dengan fasilitas dan pelayanan yang didapat selama di Tanah Suci. Pemondokan, makanan, dan transportasi, tidak terkendala.
Jamaah haji Indonesia kini sudah mencapai 180 ribu orang memadati Makkah. Mereka yang baru sampai di Makkah langsung menempati hotel dan melaksanakan umrah wajib. Setelah itu mereka menanggalkan ihram dan melaksanakan ibadah sunah semampunya.
Sebelumnya, pendapat yang sama juga diutarakan Sales Manager Hotel Pullman Menara Zamzam Makkah, Muhammad Martin. Berdasarkan pengalamannya melayani jamaah haji yang menginap di hotel bintang lima tersebut, Jamaah Indonesia memiliki kekhasan.
Mereka menikmati berbagai pelayanan yang disediakan. Pada waktu makan mereka datang ke restoran dan makan secukupnya. Piring mereka bersih dari sisa makanan.
“Sementara ada tamu dari negara lain yang mengambil banyak makanan tapi tidak dihabiskan,” katanya.
Jamaah juga tidak banyak mengeluhkan pelayanan kamar. Seprei dan selimut selalu diganti setiap hari. Jika meninggalkan hotel, kamar masih dalam katergori rapi, sehingga pembersihannya tidak memakan banyak waktu.
Petugas kebersihan merasa nyaman dengan sikap jamaah Indonesia yang murah senyum dan komunikatif. Tutur kata jamaah Indonesia dikenal sopan. Tidak disampaikan dengan suara tinggi.
Sebagian petugas pelayanan kamar, kata Martin, mampu berbahasa Indonesia meski berasal dari Bangladesh dan sekitarnya. Mereka belajar bahasa tersebut dari jamaah Indonesia.