Rabu 15 Aug 2018 03:25 WIB

3.849 Petugas Dikerahkan untuk Armina

Menag mengimbau petugas memusatkan konsentrasinya mendampingi jamaah haji.

Jamaah haji melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Namirah saat berwukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).
Foto: Mast Irham/EPA
Jamaah haji melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Namirah saat berwukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).

IHRAM.CO.ID, Laporan wartawan Republika.co.id Erdy Nasrul dari Makkah

MAKKAH — Sebanyak 3.849 petugas haji akan dikerahkan untuk mobilisasi jamaah selama puncak haji. Mereka akan mempersiapkan kebutuhan jamaah untuk wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina (Armina). Kepala Satuan Operasi Armina Jaetul Muchlis mengatakan mereka akan dibagi menjadi tiga kelompok.

Pertama adalah satgas Arafah yang akan tiba di Arafah pada 7 Dzulhijjah pukul 19.00 waktu setempat. Mereka akan mengecek kesiapan akhir tenda tempat jamaah wukuf beserta dapur dan toilet.

Kedua adalah satgas Muzdalifah. Sebelum jamaah berangkat ke sana, satgas ini akan lebih dulu berangkat ke Muzdalifah pada 9 Dzulhijjah siang. Jamaah digerakkan ke Muzdalifah pada sore hari. Sedangkan Satgas Mina akan mengecek kesiapan segala pelayanan jamaah. pada 10 Dzulhijjah dini hari pukul 01.00 waktu setempat jamaah dipindahkan ke Mina untuk jumrah aqabah.

“Semuanya kita kerahkan. Ini adalah puncak haji yang membutuhkan perhatian ekstra, momentum yang sangat melelahkan,” kata Jaetul di Syisyah Makkah pada Rabu (15/8).

Jamaah haji akan berada di Mina sampai 12 Dzulhijjah bagi yang menyelesaikan Nafar Awal. Sedangkan jamaah yang melengkapi lempar jumrah sampai 3 hari atau nafar sani akan berpindah ke pemondokannya pada akhir hari tasyrik atau 13 Dzulhijjah.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin mengatakan ketika di Mina kondisi jamaah haji sudah lelah. Tenaga mereka banyak dikuras untuk melaksanakan ibadah di Masjid al-Haram, dan rangkaian puncak haji, seperti wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah.

Jamaah gelombang pertama lebih lelah lagi. Mereka sudah menghabiskan waktu untuk shalat jamaah di Masjid Nabawi 40 kali (Arbain). “Praktis ketika di Mina tenaga mereka banyak diporsir,” katanya.

Akomodasi selama Armina jauh berbeda dengan hotel yang biasa mereka tempati, baik ketika di Madinah atau pun Makkah yang terebar di tujuh wilayah. Penginapan tersebut berbintang dengan kenyamanan yang terjamin. Sementara di Armina mereka hanya menginap di tenda kemah. Di sana mereka berkumpul dengan jamaah haji dari berbagai daerah.

Fasilitas toilet terbatas. Mereka harus menempuh perjalanan jauh menuju jamarat. Selama armina, kesabaran dan ketahanan fisik jamaah haji diuji. Karena itu, menag mengimbau petugas memusatkan konsentrasinya mendampingi jamaah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement