IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Pengusaha Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Baluki Ahmad, mengatakan persoalan kepadatan tenda jamaah haji sewaktu di Mina memang jadi perhatian. Namun, pihaknya yakin masalah ini akan segera terselesaikan karena pemerintah Arab Saudi sudah mempersiapkan proyek untuk mengatasi masalah itu.
''Yang saya tahu, di Mina nanti dibangun semacam apartemen susun. Proyek ini sudah dimulai. Berbagai sumber di Arab Saudi mengatakan hal itu. Dalam beberapa waktu akan diwujudkan,'' kata Baluki Ahmad, di Jakarta, Senin (17/9).
Baluki mengatakan, proyek pembangunan apartemen susun bukan hanya sekedar rencana saja. Namun pada saat itu sudah mulai diwujudkan misalnya dengan pembangunan pondasi.
"Pemerintah Arab Saudi tengah menghitung masa pembangunan proyek itu. Hitungannya, pembangunan itu harus selesai dalam jangka watu satu tahun. Dan ini saya kira masuk akal dengan adanya model pembangunan apartemen dan hotel yang memakai sistem blok yang kini lazim dilakukan itu. Begitu pembangunan dimulai secara masif, maka dalam kurun waktu sebelum musim haji harus selesai. Pihak Arab akan menghitung proyek yang akan dikerjakan selama 24 jam tersebut,'' tegasnya.
Akan adanya pembangunan itu, lanjut Baluki, maka nantinya akan ada pengefektifan hotel dan hunian yang ada di sekitar wilayah Aziziyah. Wilayah yang terdekat dengan Mina ini akan dijadikan solusi sementara bagi penampungan jamaah haji ketika terjadi masalah dalam pelayanan 'mabit' bagi jamaah haji.
''Jadi nanti wilayah Aziziyah di Makkah akan jadi luar biasa nilai strategisnya. Pelayanan jamaah haji ketika melempar jumrah akan dipakai sebagai alternatif. Ini persis dengan jaman dahulu, misalnya sebelum tahun 1980-an, ketika Aziziyah dipakai sebagai tempat tinggal, Mereka hanya 'mabit' sementara di Mina sembari menunggu waktu untuk melempar jumrah. Ini akan persis dengan pelaksanaan ibadah haji pada jaman dahulu,'' kata Baluki.
Seperti diketahui, kini memang ada keluhan soal padatnya tenda jamaah haji ketika di 'Miqat' di Mina. Saking padatnya wilayah itu karena jumlah jamaah haji terus bertambah sedangkan wilayah Mina tetap, maka banyak jamaah haji pria yang memilih tidur di luar tenda. Alasannya, untuk menghindari suasana sumpek.
Adanya hal ini, Baluki mengatakan kepadatan itu pasti akan terjadi karena kuota haji di negara manapun akan terus bertambah. Apalagi sekarang sudah ada soal pembolehan dari pemerintah Arab Saudi mengenai 'jamaah haji furodah'. Jamaah haji ini bisa memesan visa saat mereka ingin datang pada tahun yang sama dengan syarat dan biaya tertentu.
''Nah, jamaah Furodah sudah sangat banyak. Untuk jamaah haji asal Asia Tenggara jumlahnya sudah cukup besar mencapai puluhan ribu. Sedangkan dari Indonesia memang masih kecil. Tapi potensinya ke depan akan terus naik. Adanya jamaah ini jelas akan menambah jumlah jamaah haji asal Indonesia sebab jamaah haji furodah tidak termasuk dalam kuota jamaah haji reguler dan jamaah haji khusus,'' ujar Baluki.
Di masa depan, lanjutnya, pemerintah Arab Suadi pun sudah punya target bila jumlah jamaah haji dan umrah akan meningkat pesat. Untuk penyelenggaraan jamah haji pada tahun 2030, Arab Saudi sudah mematok jumlah jamaah sampai 30 juta orang. Jumlah ini lima atau enam kali lipat dari jumah jamaah haji saat ini.
''Memang sudah ada solusi dari pemerintah Arab Saudi sebagai pemegang wewenang soal pelayanan jamaah haji di Mina. Misalnya dicoba soal adanya ranjang susun. Tapi ini bermasalah sebab akan makin menyempitkan tenda jamaah karena juga dipakai sebagai tempat sholat dan beribadah lainnya. Sebab tenda tak hanya dipakai untuk tidur saja. Soal ini makin rumit ketika kemudian menyangkut soal ketersediaan kamar kecil untuk wudhu dan toilet,'' tandas Baluki Ahmad.