IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Dalam Negeri mulai mengimplementasikan kebijakan perekaman sidik jari dan biometrik pada November 2017. Kebijakan itu disebut sebagai proyek paling inovatif yang telah diimplementasikan di sektor Kementerian Dalam Negeri.
Dilansir di laman Philippine Consulate General yang ada di Jeddah, Saudi, kebijakan itu bertujuan mendapat informasi terbaru tentang perkembangan teknis modern dan perubahan terkait verifikasi identitas warga negara dan ekspatriat di Arab Saudi. Proyek itu ditujukan pada sejumlah tujuan vital yang paling utama, yakni, pertama, membangun basis data pusat untuk menyimpan sidik jari semua warga negara Saudi, juga ekspatriat di Arab Saudi.
Kedua, memanfaatkan penuh basis data sidik jari oleh Kementerian Dalam Negeri, kementerian lain, dan sektor swasta. Ketiga, mempercepat proses verifikasi identitas. Keempat, mengurangi overstay (kelebihan tinggal) ilegal ekspatriat di Saudi.
Karena itu, setidaknya perlu bagi warga atau ekspatriat di Saudi mengambil perekaman sidik jari dan biometrik sekali seumur hidup. Perusahaan perekaman yang ditunjuk, harus memiliki sistem sidik jari yang sesuai dengan yang digunakan di sektor Kementerian Dalam Negeri.
Sistem beroperasi berdasarkan sejumlah langkah, yakni, mengambil sidik jari langsung menggunakan pemindai sidik jari, mengambil foto langsung menggunakan kamera digital, serta, melakukan pencocokan langsung untuk memastikan apakah orang tersebut telah terdaftar dalam sistem dan menentukan identitasnya.
Sistem perekaman sidik jari dan biomterik memiliki kemampuan teknis yang tinggi, jika dibandingkan metode verifikasi identitas sebelumnya. Kemampuan yang paling menonjol dari sistem ini, seperti, kemampuan mencari dan mencocokkan identitas dalam database (basis data) dalam waktu kurang dari satu menit.
Selanjutnya, kemungkinan memverifikasi identitas seseorang dalam waktu kurang dari lima detik. Kemampuan berkomunikasi dengan lebih dari 2.000 perangkat sidik jari. Kemampuan terhubung dengan perangkat pembaca sidik jari genggam, dan perangkat di kendaraan, untuk mengkonfirmasi identitas seseorang. Informasi tersebut dilansir dari laman Kementerian Dalam Negeri Saudi www.moi.gov.sa.