Apa kunci berbisnis?
Kemampuan adalah yang utama. Diuji dengan berbagai tantangan. Gaido yang saya bangun sudah teruji selama 16 tahun. Kami juga melakukan sertifikasi tour leader oleh lembaga yangg ber kom peten. Salah satunya BNSP. Melatih konsep bisnis dan sharing penga la man dari saya selaku pendiri. Dirut Gaido Travel Edi Suyitno melatih pe ma saran produk.
Kemudian Direktur Operasional Gaido Group Nana Sujada bersama Dirut Bank Syari'ah Asep Suwarna melatih pelayanan ter baik un tuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Penghargaan apa yang sudah didapatkan?
Ada sejumlah penghargaan yang kita dapatkan. Salah satunya dari Zurich Insurance dengan kategori best of the best dalam penyelenggaraan haji dan umroh pada 2015. Penghargaan ini merupakan hasil kerja tim. Di sini saya tidak sendirian. Ada kolega dan berbagai pihak yang bersinergi dan saling membantu, sehingga membawa brand Gaido makin dikenal masyarakat luas, baik dalam maupun luar negeri.
Dengan mendirikan dan mengembangkan Gaido, saya yakin inilah dakwah yang sesungguhnya. Falsafah untuk memajukan brand ini saya tuangkan dalam visi, misi, dan nilai Gaido Travel dengan moto Mitra setia travel Anda.
Seperti apa suka duka membangun Gaido?
Dulu hanya ada saya dan istri. Uang masuk hanya Rp 53 juta. Kemudian mempunyai seorang karyawan. Kantor hanya seluas 2 x 4 meter di gedung Trisula Perwari, Menteng Raya nomor 35, Jakarta Pusat. Na mun, ketika itu selalu ada rasa optimis. Tidak pernah ada anggapan sesuatu akan statis.
Pasti ada perubahan. Semua pasti bermula dari yang kecil. Kini sudah memiliki kantor pusat di Graha Gaid, Jalan Kiyai Caringin no mor 5, Jakarta Pusat. Kantor pemasar an berlokasi di Gaido Plaza, Gaido Training Center berada di kawasan wisata Baduy outbound Serang Banten dan 56 kantor cabang di seluruh Indonesia.
Seperti apa kondisi Gaido sekarang?
Kini Gaido sudah masuk masa realisasi, yaitu dari 2013 sampai 2022. Artinya harus autopilot. Saya harus memisahkan antara pemilik dan manajemen. Dulu saya yang mengelola semuanya. Sekarang tidak lagi. Sudah berkembang menjadi 20 perusahaan. Dari travel haji dan umrah serta travel halal dengan 53 cabang di seluruh Indonesia.
Apa kunci meningkatkan pelayanan haji dan umrah?
Seluruh pihak, seperti Kementerian Agama, KBIH, media, dan masyarakat, harus memiliki kesamaan persepsi. Penyelenggaraan haji dan umrah adalah pekerjaan mulia. Jangan mengotori haji dan umrah.
Cukup beberapa kasus penipuan jamaah yang pernah terjadi beberapa tahun lalu menjadi pelajaran. Jangan terulang lagi. Kita sudah tercabik-cabik dengan kasus penipuan jamaah haji. Orang mau niat ibadah kok ditipu. Berangkat satu, tapi 10 orang jadi korban.
Masyarakat harus memahami dan mendukung bahwa penyelenggaraan haji dan umrah memakan biaya. Kalau maunya yang murah terus, kasus penipuan akan terus terjadi. Kini, pemerintah sudah mem punyai batas tarif umrah. Patuhilah itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
