IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan untuk pelaksanaan Haji 2020 akan menguatkan pada pelayanan ibadah. Pelayanan ini termasuk manasik yang dilakukan jamaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Plh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Maman Saepulloh menyebut untuk tahun ini ada program manasik yang digelar sepanjang tahun. Kegiatan ini melibatkan unsur masyarakat, kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), serta mansik untuk ketua regu dan ketua rombongan.
"Selama ini program manasik untuk KUA kecamatan di luar Jawa delapan kali, dan di Jawa enam kali. Lalu untuk kabupaten atau kota dua kali. Tahun ini, kita lakukan seperti di atas tapi ada program tambahan yang sedang dan akan dilakukan," ujar Maman saat dihubungi Republika, Senin (9/12).
Ia menyebut selama ini dalam pelaksanaan proses ibadah haji masih banyak jamaah haji Indonesia yang belum sesuai dengan konsep kemandirian jamaah. Karena itu, setiap tahunnya masih banyak jamaah yang terpisah dari rombongan maupun belum sempurna wajib maupun rukun hajinya.
Kasus jamaah haji terlepas dari rombongan disebut sebagai hal yang lumrah ditemui setiap pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Karena itu, penguatan sejak manasik di Tanah Air dirasa perlu dilakukan.
Tidak hanya itu, jamaah bahkan kerap bertanya kepada masyarakat Arab atau petugas perihal letak Ka'bah, sementara Ka'bah berada tepat di hadapannya. Pun jamaah yang lupa jumlah putaran thawaf atau bertanya dimana letak bukit Shafa dan Marwa ketika hendak sa'i.
"Masih banyak lagi kasus-kasus ibadah yang menyangkut syarat wajib rukun haji yang dikhawatirkan belum disempurnakan oleh jamaah dalam proses haji di Tanah Suci," lanjut Maman.
Pada pelaksanaan operasional haji tahun 2020, kemenag akan memprioritaskan peningkatan kualitas manasik haji. Peningkatan dilakukan di setiap tingkatan di kementerian agama.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
