Senin 10 Feb 2020 06:48 WIB

Buku Mbah Bisri yang Bisa Jadi Rujukan Manasik Haji

Buku tuntunan ringkas manasik haji Mbah Bisri komunikatif dan berbentuk cerita.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Buku Mbah Bisri yang Bisa Jadi Rujukan Manasik Haji.
Foto: Republika/Agung Supri
Buku Mbah Bisri yang Bisa Jadi Rujukan Manasik Haji.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Ulil Abshar Abdalla menjelaskan tentang corak otoritas Islam di nusantara dalam kegiatan Simposium Islam Nusantara di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2). Saat Republika.co.id mengikuti acara tersebut, Gus Ulil sempat menunjukkan kitab karangan KH. Bisri Musthofa, ulama asal rembang sekaligus ayahanda KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus).

Gus Ulil mengatakan, kitab karangan Mbah Bisri tersebut berjudul Tuntunan Ringkas Manasik Haji. Menurut Gus Ulil, kitab ini bisa menjadi rujukan bagi para penyelengara ibadah haji dan umrah, khususnya dalam memberikan tuntunan manasik kepada jamaahnya.

Baca Juga

“Yang menarik ini buat orang-orang yang suka punya biro haji dan umrah. Ini penting, ada kitab tuntunan ringkas manasik haji, karangan Mbah Bisri tersebut tahun 1963,” ujar Gus Ulil saat menjadi pembicara dalam sidang pleno kegiatan simposium tersebut.

Gus Ulil menemukan kitab Mbah Bisri tersebut di sebuah toko buku di daerah Pekalongan. Kitab karangan ulama nusantara ini merupakan pedoman praktis penyelenggaraan ibadah haji. Apalagi, kitab ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, runut, dan aplikatif.

“Saya temukan di toko buku Asco di Pekalongan,” ujar Gus Ulil yang juga merupakan menantu Gus Mus.

Kitab karangan Mbah Bisri ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan dalam penyampainnya, Mbah Bisri banyak menggunakan bahasa yang komunikatif dan berbentuk cerita sehingga memudahkan para pembaca memahami dan mengamalkannya.

“Tuntunan ringkas manasik haji ini disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami, yaitu bahasa cerita yang komunikatif, sehingga tidak seperti kitab-kitab atau buku-buku pedoman haji pada umumnya,” kata Mbah Bisri dalam dalam muqaddimahnya yang ditulis dalam bahasa Jawa.

Materi yang dibahas dalam kitab ini tidak hanya terbatas pada persoalan haji saja, tapi juga hal-hal yang berkaitan dengan ibadah haji, seperti tuntunan pelaksanaan haji ifrad, haji tamattu’, haji qiran, tuntunan pelaksanaan ibadah shalat saat pergi haji, tata cara berziarah di makam nabi, dan lain-lain.

Berdasarkan artikel yang ditulis pemerhati Aksara Pegon, Sahal Japara, kitab ini ditulis pada 31 Agustus 1962 Masehi atau bertepatan pada 1 Rabiul Tsani 1382 Hijriyah. Kitab karangan Mbah Bisri ini telah dicetak ulang oleh Penerbit Menara Kudus dengan ketebalan 68 halaman.

Menurut Sahal, pada tahun diterbitkannya kitab itu penyelenggaraan ibadah haji Indonesia masih menggunakan kapal sehingga terdapat beberapa keterangan Mbah Bisri yang mungkin sudah tidak sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Kendati demikian, secara keseluruhan kitab ini sangat layak dijadikan pedoman dalam pelaksanaan ibadah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement