REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Masjid Tan'im merupakan lokasi Aisyah melakukan miqat ketika umroh. Karena itu, masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Aisyah.
Masjid ini berada di pinggir jalan menuju Madinah, berjarak sekitar 7,5 kilometer Masjidil Haram. Masjid Tan'im merupakan lokasi miqat terdekat bagi warga Makkah dan jamaah yang hendak melakukan umrah. Karena itu, masjid ini tidak pernah sepi jamaah. Rombongan jamaah dari berbagai negara silih berganti berdatangan di masjid ini.
Masjid ini memiliki fasilitas yang lengkah untuk jamaah yang hendak berihram. Ada kamar mandi bagi mereka yang ingin mandi atau berganti ihram. Ada tempat wudhu yang dilengkapi dengan tempat duduk. Tidak punya kain ihram juga bukan halangan.
Ada toko-toko yang menjual keperluan ihram di masjid ini seperti kain ihrom, ikat pinggang . Jamaah juga dengan mudah menemukan air zam zam di depan masjid. Soal kebersihan, masjid ini cukup bersih. Masjid juga dilengkapi pendingin udara dan permadani yang empuk.
Masjid Tan'im mempunyai dua menara setinggi 50 meter. Masjid Tan'im memiliki area yang ditumbuhi rerumputan dan taman. Dikutip dari buku Sejarah Mekkah yang ditulis oleh DR Muhammad Ilyas Abdul Ghani, tempat ini memiliki sejarah tersendiri.
Tan'im adalah nama sebuah desa. Adapun Masjid Aisyah ditetapkan namanya oleh baginda Nabi Muhammad SAW sendiri sebagai salah satu mikat ibadah haji atau umrah. Nama Aisyah merujuk pada nama salah seorang istri Rasul SAW. Alasannya, mikat ini pernah dipergunakan Aisyah RA.
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan bahwa ketika baru selesai menunaikan haji perpisahan (hijjatul wada) bersama Nabi SAW, Ummul Mukminin Aisyah RA melanjutkan ibadah umrah. Untuk memulai ihram umrah itulah, Nabi SAW menyuruh Aisyah berangkat ke Tan'im dan memulai ihramnya dari lokasi tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada tahun kesembilan Hijriyah. Lantas, masjid yang menjadi tempat mikat Aisyah lantas dinamakan Masjid Aisyah.
Sejak zaman Rasulullah sampai sekarang, masjid ini sudah beberapa kali mengalami renovasi.
Bangunannya diperbarui pada masa Raja Fahd bin Abdul Azis. Renovasi besar-besaran terhadap Masjid Aisyah memakan biaya cukup mahal, yaitu mencapai 100 juta riyal. Hasilnya, kini masjid tersebut mampu menampung sekitar 15 ribu jamaah.
Setelah direnovasi, areal keseluruhan masjid mempunyai luas 84 ribu meter persegi. Kendati demikian, luas bangunan utama masjid hanyalah enam ribu meter persegi.