IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Imam Ghazali dalam kitabnya Asrar Al-Haj mengatakan, sebaik-baiknya miqat umrah adalah Jiranah, kemudian Tan'im dan Hudaibiyah. Miqat adalah batas waktu dan tempat dimulainya ibadah haji atau umroh.
Imam Ghazali mengatakan, dalil bahwa miqat-miqat itu merupakan miqat terbaik berdasarkan cerita bahwa Nabi Muhammad SAW memulai umroh dari Jiranah dua kali, pertama umrah pada tahun ketujuh dan kedua umroh Hawazan.
"Beliau juga memerintahkan Aisyah umroh dari Tan'im. Beliau salat di hudaibiyah dan hendak masuk dari sana untuk umroh namun dihalangi oleh kaum musyrik," katanya.
Selanjuthya Imam Ghazali menyarankan bagi jamaah haji yang telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji maka laksanakanlah ibadah umrah yang diawali dengan niat umroh dari tempat tempat miqot tersebut. Lalu mengumandangkan Talbiyah menuju masjid Aisyah.
"Melaksanakan sholat dua rakaat di sana dan berdoa meminta apa pun segala keperluan," katanya.
Kemudian kembali ke Makkah sambil tetap bertalbiyah hingga masuk ke Masjidil Haram. Ketika sudah masuk ke dalam masjid, berhentilah membaca talbiyah, lalu thawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali putaran dan mengerjakan Sai tujuh kali sebagaimana tata cara biasanya.
"Ketika semua itu sudah tuntas, langsung mencukur rambut. Dengan begitu, sempurnalah ibadah umrohnya," katanya.
Imam Ghazali kembali menyarankan, kepada rang yang sudah mukim di Makkah, seyogianya memperbanyak ibadah umroh dan tawaf. Hendaknya dia membiasakan melihat dan berkunjung ke Baitullah.
Ketika masuk ke dalam Baitullah, maka salat dua rakaat di antara dua tiangnya karena itulah yang lebih utama. Seyogianya memasuki Baitullah dengan telanjang kaki sambil menundukkan diri.
Pernah Imam Ghazali menanyakan kepada salah seorang dari mereka yang tinggal di Makkah, "Apakah engkau sudah masuk ke rumah Tuhanmu hari ini?"
Lantas dia menjawab, "Demi Allah aku tidak melihat sepasang telapak kaki ini pantas melaksanakan tawaf mengelilingi rumah Tuhan."
"Bagaimana aku melihatnya layak untuk menginjak rumah Tuhanku sedangkan aku tahu bagaimana dan hendak kemana keduanya berjalan?"
Hendaklah memperbanyak minum air zamzam dan mengambilnya dengan tangannya sendiri tanpa minta digantikan orang lain selama mampu. Hendaklah pula meminumnya hingga puasa sambil berdoa.
"Ya Allah jadikanlah Air zamzam ini obat dari segala macam penyakit dan karuniakanlah kepadaku keikhlasan, keyakinan dan pengampunan di dunia dan di akhirat."
Tentang hal ini Rasulullah bersabda:
"Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya."(HR Ahmad).
Maksudnya, air zamzam bisa menyembuhkan penyakit selama dimaksudkan untuk untuk penyembuhan atas penyakit yang diderita oleh jamaah yang meminumnya.